MODEL PERSIAPAN MENGAJAR
(MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN)
INDRA FAUZI
031 008 043
Abstract
Teaching methods in the bunk in the form of learning plan for the material presented to be targeted and easily understood by learners to facilitate the delivery of material. Often found on the ground that the master teacher of a subject matter well but can not implement learning activities well. It happened because these activities are not based on specific learning model so that the results obtained by students studying low. There are several models of learning is on offer in the learning of several experts. As ROPERS model and model lesson units in the offer by the experts so as to implement the learning process well.
In writing this article is intended for writers to understand about planning model preparation to teach mainly ROPERS model and the model units of learning. In writing this article using theory study where the authors obtain data based on theoretical studies from various sources such as books and internet sources from which the summarized into an article titled "PREPARATION FOR TEACHING MODEL (MODEL ROPERS AND MODEL LESSON UNITS)".
ROPERS model is the model where the teacher is doing the learning based on the procedure and the model units of learning is a process regulated by certain measures, for implementation achieved the desired results. Such steps are usually manifested in a teaching plan. Teaching planning process requires systematic thinking to project / estimate of what will be done in carrying out the teaching.
ROPERS model is the model where the teacher is doing the learning based on the procedure and the model units of learning is a process regulated by certain measures, for implementation achieved the desired results. Such steps are usually manifested in a teaching plan. Teaching planning process requires systematic thinking to project / estimate of what will be done in carrying out the teaching.
Keywords: Model Preparation Teaching, ROPERS Model, Model Unit Lesson.
A. PENDAHULUAN
Dalam sistem pendidikan, faktor guru sangat menentukan keberhasilan anak didik. Untuk itu, sejumlah kemampuan harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru yang baik di tuntut tidak haya mampu menguasai materi pelajaran tapi juga harus menguasai metode mengajar, agar siswa tidak merasa bosan di dalam kelas (Roini C et ol, 2007).
Metode pembelajaran di susun dalam bentuk perencanaan pembelajaran agar materi yang disampaikan menjadi terarah dan mudah dimengerti oleh peserta didiknya untuk memudahkan dalam penyampaian materi (Anonim).
Model-model pembelajaran dipersiapkan oleh para tokoh pendidikan sebagai contoh dan alternatif yang lebih konkret yang diperkirakan sesuai dengan hakikat pembelajaran bidang studi tertentu dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik (Dedeh W).
Dari model-model perencanaan pembelajara yang dikemukakan para ahli masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan sistematis. Beberapa model yang akan dikemukakan, disajikan dalam bentuk gambar/diagram agar lebih mudah dipahami. Model pembelajaran juga sangat berpengaruh dalam menentukan hasil belajar siswa (Anonim).
Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Suryabrata (1982: 27) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Bloom (1982: 11) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan (kiranawati, 2007).
Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi suatu subjek dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal itu terjadi karena kegiatan tersebut tidak didasarkan pada model pembelajaran tertentu sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah (kiranawati, 2007).
Ada beberapa model pembelajaran yang di tawarkan dalam pembelajaran dari beberapa ahli. Seperti model ROPERS dan model satuan pelajaran yang di tawarkan oleh para ahli sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik (kiranawati, 2007).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu model ROPERS ?
2. Apa itu model satuan pelajaran ?
3. Apa perbedaan antara model ROPERS dan model satuan pelajaran ?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu model ROPERS.
b. Untuk mengetahui apa itu model satuan pelajaran.
c. Untuk mengetahui perbedaan antara kedua model tersebut.
2. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan artikel ini adalah sebagai berikut:
a. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi untuk menambah wawasan tentang model-model pembelajaran.
b. Dapat dijadikan bahan bacaan untuk mahasiswa khususnya pada materi model-model pembelajaran.
D. Metode
Metode yang di gunaka dalam penulisan artikel ini adalah menggunakan kajian pustaka, di mana penulis itu mendapatkan ini formasi dari buku-buku atau dari internet.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
a) Model Pembelajaran ROPERS
1. Pengertian model pembelajaran ROPERS
Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) (Anonim).
2. Tujuan model pembelajaran ROPERS
Tujuan dari model ini agar guru itu membuat rencana pengajaran yang terstruktur dan prosedur yang sesuai sehingga siswa itu belajarnya secara bertahap (Anonim).
3. Sintak model pembelajaran ROPERS
Langkah-langkah ROPES ini sebagai berikut:
1. Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan atas:
a. Guru bias memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.
b. Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk
c. Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari tu.
d. Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa.
2. Overview, sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaannya.
3. Presentation, tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan menyenangkan.
4. Exercise, yakni suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca al-Qur’an, mengkafani mayat biasa dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja, tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan, bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.
5. Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.
4. Kelemahan model pembelajaran ROPERS
Kelemahan dari model yang dikemukakan Huns ini ialah tidak mencantumkan proses evaluasi. Yang mana proses ini sebenarnya merupakan kegiatan yang penting dilakukan, selain untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa juga dapat dijadikan infut bagi guru guna perbaikan pada proses pembelajaran selanjutnya (Anonim).
5. Format Persiapan Pembelajaran Model RPP (Model Ropes) Oleh Hunts
A. Identitas Rencana PembelajaranMata Pelajaran : …………………………………………………….
Materi Pokok : ………….……………………………………………
Kelas/Smt : ……… ……………………………………………..……
Pertemuan : ………………………………………………………….
Waktu : ….………………………………..……………………………
B. Kemampuan Dasar/Tujuan
Standar Kompetensi :
……………………………………………………………………………………………..……
Kompetensi Dasar :
……………….…………………………………………………………………………………..
Indikator :
…………………………………………………………………………………………….
C. Prosedur dan Materi
1. Review ………………………………………….……………………………………………..
………………………………………………………………………………….…………………
2. Overview ……………………………….…………………………………………..………..
……………………………………………………………………………………………………
3. Presentation:
Telling …………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..……………
Showing ……………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………….……
Doing ………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………..……
atau dengan kata lain, head heart and hand.
4. Exercise ……………………………………………………………………………..……..
…………………………………………………………………………………………………
5. Summary ………………………………………………………………………..…………
…………………………………………………………………………..…………………….
D. Bahan/Media/Alat
……………………………………………………………………………………………
E. Penilaian, (instrument dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa misalnya: tes tulis, kinerja, produk, proyek, portofolio serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya remedial, pengayaan atau percepatan).
…………………………………….…………………………………………
b) Model Pembelajaran Satuan Pelajaran
1. Pengertian Model Satuan Pelajaran
Pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
Rencana mengajar atau persiapan mengajar atau lebih dikenal dengan satuan pelajaran adalah program kegiatan belajar mengajar dalam satuan terkecil (Sudjana, 2002: 137). Hal senada juga dikemukakan oleh Syaodih, (1988:218) bahwa guru mengembangkan perencanaan dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu semester, satu minggu, atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai program unit, sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut program satuan pelajaran, yang dalam implementasi kurikulum 2004 memiliki komponen kompetensi dasar, materi standar, prosedur pembelajaran/pengalaman belajar, metode dan evaluasi berbasis kelas, serta bahan/alat yang digunakan.
2. Tujuan Model Satuan Pelajaran
Dalam model ini mempunyai tujuan agar guru dapat menjalankan proses pembelajaran yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).
b. Kompetensi dasar dan indicator yang hendak dicapai atau dijadikan tujuan dapat dikutip/diambil dari kurikulum dan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar).
d. Media (yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran).
e. Strategi pembelajaran/scenario/tahapan-tahapan proses belajar mengajar yaitu
kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi.
3. Sintak Model Satuan Pelajaran
Tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran meliputi :
1) Kegiatan awal
Kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
Kegiatan pendahuluan ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain:
a) Melaksanakan apersepsi atau penilaian kemampuan awal
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan awal yang dimiliki siswa. Seorang guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa dan tidak mengesampingkan motivasi belajar terhadap siswa.
b) Menciptakan kondisi awal pembelajaran melalui upaya:
- Menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa.
- Menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk berkreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya.
2) Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti setidaknya mencakup: 1) penyampaian tujuan pembelajaran; 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan: pendekatan dan metode, sarana dan alat/media yang sesuai dll.; 3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa; 4) melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa.
Dalam langkah ini, siswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok pembelajaran, yaitu:
v Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran lebih bersifat fakta, atau formatif terutama ditujukan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses pembelajaran. Sehingga cenderung metode ceramah dan Tanya jawab akan banyak digunakan.
v Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajarannya lebihmengembangkan konsep/sub-pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas social, sikap, nilai, kerjasama, dan aktivitas dalam pemecahan masalah melalui kelompok belajar siswa. Kegiatan guru akan lebih banyak mengawasi dan memantau kelompok belajar, sehingga setiap siswa dalam kelompok turut berpartisipasi.
v Kegiatan belajar individual, artinya setiap anak yang belajar di kelas mengerjakan atau melakukan kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin sama untuk setiap siswa, mungkin pula berbeda. Dalam pembelajaran individual ini setiap siswa dituntut untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Implikasi dari pembelajaran individual ini, guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan secara individual, sebab setiap individu berbeda kemampuannya. Kegiatan pembelajaran individual pun dapat digunakan apabila ingin membantu proses belajar mengajar yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu untuk melaksanakan kegiatan pengayaan dan perbaikan hasil proses belajar mengajar.
3) Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa. Kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut ini adalah:
§ Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian
§ Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternative kegiatan di antaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan, menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu, dan memberikan motivasi/bimbingan belajar.
§ Mengakhiri proses-proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
f. Menentukan jenis penilaian dan tindak lanjut. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan alternative tindakan yang akan dilakukan. Beragam jenis penilaian yang dapat digunakan misalnya tes tulis, kinerja, produk, proyek/penguasaan dan lain sebagainya tergantung dari aspek apa yang hendak diukur. Teknik penyampaiannya dapat diajukan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis.
g. Sumber bahan (yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai dicantumkan).
4. Kelemahan Model Satuan pelajaran
Dalam model ini memiliki kelemahan yaitu dalam penilaian itu harus sampai semua mata pelajaran itu selesai barulah mengadakan evaluasi akhir.
5. Format Persiapan Pembelajaran (Model Satuan Pelajaran)
I. Identitas Mata Pelajaran1. Mata Pelajaran : …………………………
2. Materi Pokok : …………………………
3. Kelas/Semester : ………………….………
4. Pertemuan minggu ke : …………………………
5. Waktu : .…………………………..
II. Kemampuan Dasar/Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar:
…………………………………………………………………
2. Indikator:
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
III. Materi Pembelajaran
Uraian materi pokok
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
IV. Media/Alat Pembelajaran
Alat-alat :
……………………………………………………………..………
……………………………………………..………………………
V. Strategi Pembelajaran/Tahapan Pembelajaran
No.
Kegiatan Belajar
Waktu
(menit)
Aspek Life skill yang dikembangkan
1. Pendahuluan
a. Prasyarat:
menanyakan tentang …
b. Motivasi:
Mengapa manusia
memerlukan ..
Contoh:
- Kesadaran diri
(kesadaran eksistensi
diri dan kesadaran
potensi diri)
2. Kegiatan inti
- Kecakapan social
(kecakapan kerjasama)
- Kecakapan akademik
(melakukan percobaan)
- Dst
3. Penutup
- Menyimpulkan
- Pemberian tugas pokok
bahasan berikutnya
- Kesadaran potensi diri
- Kecakapan akademik
VI. Penilaian dan Tindak Lanjut
§ Prosedur Penilaian:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
§ Jenis Penilaian
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
§ Alat Penilaian (Cantumkan alat penilaian yang digunakan secara utuh, misalnya soal, tugas, atau lembar observasi)
VII. Sumber Bacaan
…………………………………….…………………..……………
………………………………………………………………………
c) Perbedaan Antara Model ROPERS dan Model Satuan Pelajaran
Perbadaan dari kedua model ini yaitu pada model ROPERS itu tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi di katekorikan menjadi rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar sedangkang model satuan pelajatan itu proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan.
F. PENDAPAT PENULIS
Pendapat saya tentang perencanaan model persiapan mengajar antara model ROPERS dan model satuan pelajara ini merupakan model yang di terapkan oleh guru untuk mendapatkan hasil yang baik dalam mengajar, di mana model ROPERS ini mengajak guru untuk melakukan pembelajaran itu sesuai dengan apa yang di rencanakan berdasarkan prosedurnya sedangkan model satuan pelajaran ini mengajak guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai degan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
G. PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan berdasarkan kajian teori maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Model ROPERS adalah model yang di mana guru itu melakukan pembelajaran berdasarkan prosedur.
2. Model satuan pelajaran adalah proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan. Langkah-langkah tersebut biasanya dituangkan dalam bentuk perencanaan mengajar. Proses penyusunan perencanaan pengajaran memerlukan pemikiran-pemikiran sistematis untuk memproyeksikan/memperkirakan mengenai apa yang akan dilakukan dalam waktu melaksanakan pengajaran.
3. Perbadaan dari kedua model ini yaitu pada model ROPERS itu tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi di katekorikan menjadi rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar sedangkang model satuan pelajatan itu proses yang diatur dengan langkah-langkah tertentu, agar pelaksanaanya mencapai hasil yang diharapkan.
b. Saran
Saran saya agar pendidik itu bisah menjelaskan lebih banyak lagi tentang cara pembuatan artikel sehingga kami dapat membuatnya dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.____. Model-Model Perencanaan Pembelajaran. http://blog.pgpaud.ac.id (Diakses 30 Maret 2011).
Kiranawati. 2007. Model Pembelajaran Arias. http://gurupkn.wordpress.com (Diakses 30 Maret 2011).
Ramlannarie. 2010. Perangkat Pembelajaran. http://blog.pgpaud.ac.id (Diakses pada tanggal 30 Maret 2011).
Roini C et ol. 2007. Modul Penilaian Kelas. Penerbit Printed by. Plaja multimedia.
LAMPIRAN 1
ANALISIS KRITIS ARTIKEL
Judul : MODEL PERSIAPAN MENGAJAR
(MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN
Penulis : Indra Fauzi
Nama Analis :……………………………………………..
Tujuan Penulis :
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Fakta Unik :
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Pertanyaan Yang Di Munculkan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Konsep Utama :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Refleksi :
Kekurangan Artikel :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kelebihan Artikel :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Saran Untuk kedepan :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 2
RUBRIK PENILAIAN TUGAS ARTIKEL
Nama Matakuliah : Perencanaan Pembelajaran Biologi
Dosen : M. Nasir Tamalene S.Pd, M.Pd
Rubrik ini dibuat sebagai acuan untuk penilaian kinerja/sebenarnya (assessment autentic)
No | Elemen | Skor Maks | Penilaian |
I. Bagian Awal | | | |
1 | Sampul | 2 | |
2 | Judul artikel | 2 | |
3 | Nama Penulis | 2 | |
4 | Abstrac | 10 | |
5 | Kata kunci | 4 | |
II. Bagian Inti | | | |
6 | Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan artikel, masalah/topik bahasan beserta batasanya, dan tujuan penulisan artikel | 10 | |
7 | Latar belakang memaparkan adanya masalah dan pentingnya masalah atau topik tersebut dibahas | 5 | |
8 | Terdapat metode yang digunakan dalam penulisan | 5 | |
9 | Pembahasan: memuat tantang sumbangsi kea rah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi | 5 | |
10 | Masalah atau topik masalah selalu up to date | 5 | |
11 | Teks utama artikel berisi bahasan topik-topik yang relefan dengan dunia nyata (terjadi dalam kehidupan sehari-hari) | 5 | |
12 | Pendapat penulis tantang masalah yang di tulis (diletakan pada bagian tersendiri) | 20 | |
13 | Penutup berisi kesimpulan dan saran | | |
| | | |
III. Bagian Akhir | | | |
14 | Membuat daftar rujukan | 5 | |
IV. Lain-Lain | | | |
15 | Beragam konsep diekspor dari banyak sumber ( > 5 sumber buku dan > 5 artikel) | 5 | |
16 | Gambar/diagram/foto yang di srtakan sesuai dengan pembahasan | 3 | |
17 | Tata kalimat antar paragraph sesuai ketentuan PPKI | 5 | |
18 | Tampilan/keindahan/estetika yang di tunjukan dengan penggunaan bahasa dan tata tulis yang benar sesuai dengan pedoman penulisan karya ilmiah (PPKI) | 3 | |
19 | Menggunakan huruf Times New Rooman ukuran 12 | 2 | |
20 | Setiap awal/akhir paragraph mencantumkan nama penulis | 2 | |
| Jumlah Skor Maksimal | 100 | |
Comments