Skip to main content

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)



PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum L.)
logo


                                                                   



OLEH :

INDRA FAUZI
031 008 043


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2011


BAB     I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tomat merupakan tanaman dari famili Solanaceae, yaitu berbunga seperti trompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Ada yang bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari kuning, orangge, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya pun bervariasi, dari asam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air (Iwanudin, 2010).
Tomat adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit. Lebih jauh menurut hasil penelitian Bennet dari Wiloughby University Ohio, sebagai orang pertama yang meneliti manfaat tomat pada November 1834, menunjukkan bahwa tomat dapat mengobati diare, serangan empedu, gangguan pencernaan dan memulihkan fungsi lever. Peneliti lain dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia, juga berhasil menemukan manfaat tomat lainnya. Menuru Rowett (1834), sel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat dapat mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke (Mumtazanas, 2007).


1
 
 

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh  karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat  mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga dapat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan fospor), sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung di dalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Selain itu tomat mengandung zat potassium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi (Cahyono, 2005).
Tomat juga mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan karotenoid. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap kesehatan. Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Likopen pada tomat terdapat di bagian dinding sel tomat (Iwanudin, 2010).
Tomat yang kaya akan nutrisi ini paling banyak di gemari dan di konsumsi, serta semakin tingginya permintaan pasar sehingga banyak orang yang membudidayakan tomat. Pada kenyataannya tomat yang dibudidayakan di Indonesia umumnya hanya menggunakan 3 jenis pupuk tunggal yaitu N (Urea, ZA) pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda yaitu zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4), P (SP 36) pupuk SP 36 adalah pupuk fosfat buatan yang mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat dan K (KCl, ZK) pupuk ZK adalah pupuk kaluim sulfat, nama ZK adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda yaitu zwavelzuure kali, yang pemberiannya dilakukan secara sendiri-sendiri atau dapat juga dicampur. Kebutuhan akan hara makro sekunder dan hara mikro sering kali diabaikan, sehingga pada jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hara dan efisiensi pemupukan menjadi berkurang serta efektifitas pupuk yang diberikan rendah. Tiap tahun akan meningkat mengimbangi kebutuhan masyarakat yang meningkat dan juga perluasan pasar (ekspor). Salah satu tehnik budidaya yang berperan dalam upaya meningkatkan produksi tanaman tomat adalah pemupukan. Untuk pertumbuhan dan hasil yang baik, tanaman ini membutuhkan hara yang lengkap, baik makro maupun mikro, dengan komposisi berimbang yang dipasok dari pupuk (Ratna, 2007).
Pemupukan yang dilakukan ini bertujuan agar tanaman yang di pupuk ini mendapatkan unsur hara sehingga pertumbuhannya baik, tomat dalam pertumbuhannya membutuhkan unsur hara, salah satu unsur hara yang di butuhkan dalam petumbuhan tomat adalah Natrium (Na), Natrium berfungsi untuk mempertahankan kadar air di daun selain itu Natrium  juga dapat menggantikan unsur Kalium (K) apabila tanaman kekurangan unsur Kalium  (Ratna, 2007).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis memandang perlu mengadakan penelitian dengan judul: Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)”.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.      Adakah pengaruh kosentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
2.      Pada konsentrasi NaCl berapakah yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat.

C.    Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.                  Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1)      Untuk mengetahui pengaruh kosentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
2)      Untuk mengetahui kosentrasi NaCl yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat.
b.                  Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1)      Sebagai bahan informasi kepada masyarakat  khususnya Maluku Utara, bahwa NaCl dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat.
2)      Sebagai bahan bacaan bagi para guru jenjang pendidikan SMA kelas XII untuk dijadikan sebagai bahan ajar dan dapat dijadikan panduan praktikum. Dimana pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan.
3)      Sebagai bahan informasi pada matakuliah Ekologi Tumbuhan dan Fisiologi Tumbuhan di program studi pendidikan biologi.
4)      Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

D.             Batasan Masalah
Penelitian ini hanya dikhususkan pada pengaruh kosentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat. NaCl yang digunakan adalah garam biasa dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Tomat yang digunakan adalah tomat biasa (S lycopersicum commune).

E.           Hipotesis
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan maka disusunlah hipotesis sebagai berikut :
H1: Ada pengaruh kosentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
H0: Tidak ada pengaruh kosentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat.


F.           Penjelasan istilah
Untuk menghindari kekeliruan serta salah penafsiran beberapa istilah pada judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah tersebut sebagai berikut:
1.      Pengaruh adalah akibat yang ditimbulkan atau efek (Rajasa, 2002).
2.      Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut (Wikipedia, 2011).
3.      Natrium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi karena berhubungan dengan ion-ion spesifik yang meracuni secara tidak langsung dan terjadi ketidakseimbangan pada tanaman sehingga akan mengekibatkan penyerapan ion-ion menjadi tidak baik (Anonim, 2010).
4.      Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume yang bersifat ireversibel (tidak dapat balik) karena adanya penambahan substansi (Anonim, 2008).
5.      Tomat (Solanum lycopersicum L) adalah tumbuhan dari famili Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang (Anonim, 2008).

BAB   II
KAJIAN PUSTAKA


A.          Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tomat

a.                  Klasifikasi Tanaman Tomat

Tomat adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang (Wiki, 2008).
Gambar 1: Penampang melintang dari tomat yang matang

Klasifikasi ilmiah
Kindom              : Plantae
Ordo                   : Solanales
Famili                 : Solanaceae
Genus                 : Solanum
Spesies               : Solanum. lycopersicum (Wikipedia, 2008).

b.                  Morfologi Tanaman Tomat
7
 
Tomat mempunyai akar tunggang yang tumbuh menembus kedua tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar kearah samping, tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus dan diantara bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar. Batang tanaman berwama hijau. Pada ruas batang mengalami penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar-akar pendek. Selain itu batang tamanan tomat dapat bercabang dan diameter cabang lebih besar jika dibanding dengan jenis tanaman sayur lainnya. Daun tanaman tomat berbentuk oval bagian tepi daun bergerigi dan membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung kedalam. Daun berwama hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah sekitar 3-6 cm. Diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1-2 daun yang berukuran kecil. Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang-seling atau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman. Bunga tomat berukuran kecil, diameternya sekitar 2 cm dan berwama kuning cerah, kelopak bunga berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian terindah dari bunga tomat warnanya kuning cerah berjumlah 6 buah. Bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sari atau tepung sari dan kepala putik atau kepala benang sari terbentuk pada bunga yang sama. Bentuk buah tomat bervariasi, tergantung varietasnya ada yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong dan bulat telur (oval). Ukuran buahnya juga bervariasi, yang paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang besar memiliki berat 180 gram. Buah yang masih muda berwama hijau muda, bila telah matang menjadi merah. Tanaman tomat memiliki beberapa jenis yaitu ;
1)      Tomat biasa (lycopersicum commune)
Bentuk buahnya bulat pipih dan beralur-alur didekat tangkainya serta lunak. Tomat ini banyak ditanam oleh petani dan mudah didapat di pasar (Adji A, 2007).
2)      Tomat apel (lycopersicum pyriforme)
Bentuk buahnya bulat, kokoh dan agak keras sedikit seperti buah apel. Tomat apel ini merupakan blasteran dari berbagai jenis tomat menghasilkan buah yang besar dan lebat (Adji A, 2007).
3)      Tomat kentang (lycopersicum grandiforlum)
Bentuk bualmya agak lonjong dan keras, daunya keriting, rimbun dan berwama hijau kelam. Varietas-varietas tomat yang besar di antaranya Geraldton smooth skin dan Indian river, varietas ini banyak ditanam ditanah dataran tinggi-Varietas tomat yang berbuah sedang diantaranya Money maker, liar yang agak tahan terhadap penyakit layu dan air hujan (Adji A, 2007).

B.           Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
Tanaman tomat memiliki beberapa persyaratan untuk tumbuh diantaranya:
a)      Iklim
1)      Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat persarian (Atani, 2008).
2)      Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam. Gambar di atas adalah dua orang treainee asal Indonesia yang sedang magang di pertanian tomat di Prefektur Gunma, Jepang (Atani, 2008).
3)      Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C. Untuk negara yang mempunyai empat musim digunakan heater (pemanas) untuk mengatur udara ketika musim dingin (Gambar samping), udara panas dari heater disalurkan ke dalam green house melalui saluran fleksibel warna putih (Atani, 2008).
4)      Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak. Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme pengganggu tanaman (Atani, 2008).

b)     Media Tanam
1)      Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu air tidak boleh tergenang (Atani, 2008).
2)      Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk budidaya tomat (Atani, 2008).
3)      Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul (Atani, 2008).
c)      Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara (Atani, 2008).

C.          Manfaat dan Khaisiat Dari Tomat Bagi Kesehatan
Tomat dapat digunakan baik dalam bentuk segar maupun dalam bentuk olahannya. Dalam bentuk segar, tomat sering kali digunakan sebagai bahan pelengkap masakan (sayur), untuk salad, sandwich, sambal, dan sebagainya. Dalam bentuk olahan, tomat dapat dibuat menjadi berbagai macam produk kalengan, seperti tomat utuh, potongan tomat, saus, dan puree. Selain itu, dapat dibuat sari buah dan dipekatkan untuk menghasilkan pasta tomat (Iwanudin, 2010).
Selama ini hasil olahan tomat yang telah dikenal luas oleh masyarakat adalah sari buah dan saus tomat. Sari buah (fruit juice) adalah cairan yang tidak mengalami proses fermentasi, tetapi diperoleh dari proses pengepresan buah yang masih segar dan telah masak. Pengolahan buah tomat menjadi sari buah, selain dapat menghasilkan produk yang lebih awet, juga merupakan minuman yang praktis, rasanya enak dan menyegarkan, juga bermanfaat bagi kesehatan (Iwanudin, 2010).
Saus tomat digunakan sebagai bahan penyedap makanan. Pembuatan saus dilakukan dengan cara menguapkan sebagian air buahnya sehingga diperoleh kekentalan sari buah yang diinginkan. Ke dalam pekatan sari buah tersebut ditambahkan berbagai macam bumbu untuk menyedapkan. Agar saus menjadi lebih kental, sering juga ditambahkan pati dan bahan pengental lainnya (Iwanudin, 2010).
Tomat, baik dalam bentuk segar maupun olahan, memiliki komposisi zat gizi yang cukup lengkap dan baik. Buah tomat terdiri dari 5-10 persen berat kering tanpa air dan 1 persen kulit dan biji. Jika buah tomat dikeringkan, sekitar 50 persen dari berat keringnya terdiri dari gula-gula pereduksi (terutama glukosa dan fruktosa), sisanya asam-asam organik, mineral, pigmen, vitamin, dan lipid (Iwanudin, 2010).
Tomat dapat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik (excellent) karena 100 gram tomat memenuhi 20 persen atau lebih dari kebutuhan vitamin C sehari. Vitamin C memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat sembuhnya luka-luka, mencegah penyakit scurvy (skorbut), serta menghindarkan terjadinya perdarahan pembuluh darah halus. Selain itu, tomat juga merupakan sumber vitamin A yang baik karena 100 gram tomat dapat menyumbangkan sekitar 10-20 persen dari kebutuhan vitamin A sehari. Vitamin A sangat diperlukan bagi kesehatan organ penglihatan, sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin A dan C pada tomat juga berkhasiat sebagai antioksidan (Iwanudin, 2010).
Sari buah tomat mengandung vitamin dan mineral yang cukup lengkap. Dari 100 gram jus tomat akan diperoleh kalsium 5 mg, fosfor 2,7 mg, zat besi 0,5 mg, natrium 230 mg, dan kalium 230 mg. Vitamin yang terdapat dalam 100 gram sari buah tomat adalah vitamin A (1.500 SI), vitamin B1 (0,06 mg), vitamin B2 (0,03 mg), dan vitamin C (40 mg) (Iwanudin, 2010).
Tomat mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan karotenoid. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap kesehatan (Iwanudin, 2010).
Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Tomat yang dihancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih baik dibandingkan dengan tomat mentahnya (Iwanudin, 2010).
Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu, pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan komponen ini. Sebagai tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive oil) memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik (Iwanudin, 2010).

D.          Kandungan zat gizi yang Terdapat dalam Tomat
Kandungan zat gizi buah tomat. Tomat merupakan salah satu makanan yang bergizi tinggi, kandungan gizi tomat masak dapat dilihat pada tabel 1 (Adji A, 2007).
Tabel 1. Kandungan Zat Gizi Tomat (Tiap 100 Gram)
Zat Gizi
Tomat
Vitamin A
1500 (SI)
Vitamin Bl
0,06 (mg)
Vitamin B2
0,03 (mg)
Vitamin C
40 (mg)
Kabohidrat
4,2 (gr)
Lemak
0,3 (gr)
Protein
1 (gr)
Kalsium
5 (mg)
Fosfor
2,7 (mg)
Besi
0,5 (mg)
Natrium
230 (mg)
kalium
230 (mg)
Sumber: Adji A (2007).

E.           Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida (NaCl), juga dikenali dengan garam biasa, garam makan atau halit, adalah satu sebatian kimia yang menyebabkan kemasinan laut dan juga cecair dalaman dalam organisma multisel. Sebagai perencah utama dalam garam makan, ia biasanya digunakan sebagai pengawet makanan, contohnya ikan masin, dan lain-lain (Ms Wiki).
Natrium nitrat banyak terdapat di Chili, karena itu senyawa ini dinamakan senyawa chili. Sifatnya higroskopis sehingga untuk berbagai keperluan natrium nitrat yang lebih mudah itu diubah menjadi kalium nitrat. Produksi berbagai garam dari sumbernya bergantung pada prinsip kristalisasi selektif (Tim dosen Kimia Anorganik, 2010 : 8).
Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada proses perlakuan penyimpanan benih realsitran berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Anonim, 2010).
Natrium klorida juga dikenal dengan garam dapur atau halit adalah senyawa kimia dengan unsur kimia NaCl. Senyawa ini adalah garam yang mempengaruhi salinitas laut dan cairan ekstrakulikuler pada banyak organisme multiseluler. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan (Anonim, 2010).
NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga okatahedral. Salain itu bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Oleh karena itu, kisi kristal NaCl merupakan dua kisi kubus pusat muka yang saling tertanam di dalamnya (interpenetrasi) (Sugiyarto, 2003 : 36).
Natrium Klorida (NaCl) ini mempunyai peran dalam pertumbuhan karena NaCl ini jika terurai maka akan menghasilkan Na+ dan Cl-. Unsur Natrium (Na) itu mempunyai fungsi yang sama seperti unsur Kalium (K) sehingga dapat menggantikan fungsi dari Kalium (K) dalam mengaktifkan hormone-hormon pertumbuhan (Bernstein dan Hayward, 1958).
Pengaruh Natrium Klorida atau garam ini pada pertumbuhan tanaman ini berhubungan dengan “ Water deficit” yang disebabkan oleh “Osmotic inhibition” atau oleh ion-ion spesifik yang meracuni secara tidak langsung dan terjadi ketidakseimbangan pada tanaman sehingga akan mengekibatkan penyerapan ion-ion menjadi tidak baik. Tetapi pemberian Natrium Klorida (NaCl) dengan kosentrasi yang rendah dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Stuiver, et al (1981) yang menyatakan Na+ dapat menggantikan peran K+ dalam tanaman (Bernstein dan Hayward, 1958).


BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Tipe Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen yaitu peneliti memberikan perlakuan (treatment) kepada subjek, sekelompok subjek atau partisipan atau kondisi, alat dan bahan tertentu untuk menentukan apakah perlakuan tersebut memiliki dampak atau pengaruh pada variable atau faktor hasil tertentu (Setyosari, 2010).

B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini  akan dilaksanakan di Laboratorium MIPA Universitas Khairun Ternate untuk pembuatan larutan dan Green House LPPM Universitas Khairun Ternate untuk tempat penyamaian dan tempat penanaman, serta direncanakan berlangsung pada bulan Juli-September  2011.

C.    Alat dan Bahan
a.               Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.      Gelas ukur 100 ml dan 1000 ml untuk mengukur volume larutan
2.      Wadah plastik untuk tempat penyamaian
3.      Meteran untuk mengukur tinggi tanaman
4.     
17
 
Cangkul untuk menggemburkan tanah
5.      Kertas  label untuk memberikan lebel pada perlakuan
6.      Polybag dengan ukuran 4 kg sebagai tempat penanaman
7.      Kamera untuk dokumentasi
8.      Termometer untuk mengukur suhu udara
9.      Soil thermometer untuk mengukur suhu tanah
10.  Soil tester untuk mengukur pH tanah
b.         Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Benih Tomat sebanyak 100 benih.
2.      Natrium Klorida (NaCl) sebanyak 3 gr.
3.      Aquades sebanyak 25 L.
4.      Tanah lempung berpasir sebagai media pesemaian dan media tanam.

D.    Prosedur Kerja
a.               Persiapan Benih
Benih tomat diperoleh dari Toko Tani Satwa yang bebas dari hama dan penyakit.
b.               Pesemaian Benih
Benih tomat disemai dengan menggunakan wadah plastik dengan ukuran 50 X 25 cm sebanyak 2 buah. Kemudian benih tomat dikecambahkan dengan menggunakan koker yang sudah terisi media tanah. Setelah itu, dilubangi pada permukaan sedalam 1 cm, dan dimasukan benih ke dalam lubang tersebut, kemudian ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Setiap koker diisi satu atau tiga benih dan koker yang sudah terisi benih diletakan dalam wadah plastik.
c.                Penanaman
Setelah media tanah disiapkan, maka bibit tomat yang sudah berkecambah dan memeliki 8-10 helaian daun atau sudah berumur 30-45 hari ditanam dalam polybag pada kedalam 1 cm, dan jumlah bibit dalam setiap polybag adalah 1 bibit untuk 1 polybag.
d.               Pembuatan dan pengenceran larutan
Pertama-tama larutan NaCl dibuat larutan stoknya dengan kosentrasi 1% sebanyak 300 ml yaitu dengan cara NaCl ditimbang sebanyak 3 gr, kemudian ditambahkan aquades hingga volume larutan mencapai 300 ml.
Dari larutan stok ini kemudian diencerkan untuk memperoleh larutan dengan kosentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm dengan menggunakan rumus pengenceran yaitu N1V1 = N2V2.
Dimana:
N1 : Kosentrasi awal
V1 : Volume larutan awal
N2 : Kosentrasi akhir
V2 : Volume larutan akhir
Adapun cara pengencerannya sebagai berikut:
1)      Untuk larutan 50 ppm
N1V1 = N2V2
10.000 ppm V1 = 50 ppm 6000 ml
V1 = 30 ml
Jadi, untuk membuat larutan dengan kosentrasi 50 ppm itu diambil 30 ml dari larutan stok tersebut lalu ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan mencapai 6000 ml.
2)      Untuk larutan 100 ppm
N1V1 = N2V2
100.000 ppm V1 = 100 ppm 6000 ml
V1 = 60 ml
Jadi, untuk membuat larutan dengan kosentrasi 100 ppm itu diambil 60 ml dari larutan stok tersebut lalu ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan mencapai 6000 ml.

3)      Untuk larutan 150 ppm
N1V1 = N2V2  
100.000 ppm V1 = 150 ppm 12.000 ml
V1 = 90 ml
Jadi, untuk membuat larutan dengan kosentrasi 100 ppm itu diambil 90 ml dari larutan stok tersebut lalu ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan mencapai 6000 ml.


4)      Untuk larutan 200 ppm
N1V1 = N2V2
100.000 ppm V1 = 200 ppm 12.000 ml
V1 = 120 ml
Jadi, untuk membuat larutan dengan kosentrasi 100 ppm itu diambil 120 ml dari larutan stok tersebut lalu ditambahkan dengan aquades hingga volume larutan mencapai 6000 ml.

e.                Pemberian Perlakuan
Pemberian perlakuan dilakukan dengan menggunakan larutan Natrium Klorida (NaCl) dengan cara disiram pada tanaman sebanyak 200 ml untuk setiap perlakuan. Pemberian perlakuan dilakukan setelah tanaman dipindahkan ke polybag dan telah berumur 1 minggu. Pemberian perlakuan dilakukan sekali dalam seminggu.
Adapun perlakuan yang diberikan sebagai berikut:
1.      C0 = Untuk control (tanpa diberikan Natrium Klorida (NaCl))
2.      N1 = Diberikan Natrium Klorida (NaCl) dengan kosentrasi 50 ppm
3.      N2 = Diberikan Natrium Klorida (NaCl) dengan kosentrasi 100 ppm
4.      N3 = Diberikan Natrium Klorida (NaCl) dengan kosentrasi 150 ppm
5.      N4 = Diberikan Natrium Klorida (NaCl) dengan kosentrasi 200 ppm
Perlakuan seluruhnya berjumlah 5 dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali sehingga terdapat 30 unit penelitian.

f.                Pengamatan
Pengmatan yang dilakukan dalam penelitian ini sebanyak 5 kali dengan jarak waktu pengamatan 1 minggu, sedangkan parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1)      Tinggi tanaman (cm). Pengukuran dilakukan dari leher akar, hingga ujung daun yang tertinggi.
2)      Jumlah daun. Menghitung jumlah daun pada setiap tanaman yang diberi perlakuan.




E.     Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan model matematik sebagai berikut (Sugandi & Sugiarto, 1994):
Yij = µ + τi + ϵ ij
Dimana:
Yij  = hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
µ    = rata-rata umum
τi  = penyimpangan hasil dari nilai µ yang disebabkan oleh pengaruh  perlakuan ke-i
ϵ ij = pengaruh acak yang masuk ke dalam percobaan.
F.     Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dalam kolom berikut.

Kolom 1. Data penelitian tinggi tanaman tomat.
Perlakuan
Ulangan
Tinggi Tanaman
Pengamatan Ke
Jumlah
Rata-rata
I
II
III
IV
V
C0
I
II
III
IV
V
VI







N1
I
II
III
IV
V
VI







N2
I
II
III
IV
V
VI







N3
I
II
III
IV
V
VI







N4
I
II
III
IV
V
VI







Total








Kolom 2. Data penelitian jumlah daun tanaman tomat.
Perlakuan
Ulangan
Jumlah Daun
Pengamatan Ke
Jumlah
Rata-rata
I
II
III
IV
V
C0
I
II
III
IV
V
VI







N1
I
II
III
IV
V
VI







N2
I
II
III
IV
V
VI







N3
I
II
III
IV
V
VI







N4
I
II
III
IV
V
VI







Total








G.    Tehnik Analisis Data
Hasil penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Uji ANAVA, bila perlakuan terdapat pengaruh yang nyata kemudian dianalisis lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk melihat perlakuan mana yang paling berpengaruh.

DAFTAR PUSTAKA


Adji. 2007. Bab II Tinjawan Pustaka. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/2007/jtptunimus-gdl-auliyaadji-5272-3-bab2.pdf (Diakses 10 Maret 2011)


Anonim. 2008. Pertanian Tanaman Pangan (Sebuah Artikel). www//http/.Google unila,co/.id/com (Diakses 20 febuari 2011).

             
              . 2009. Macam-Macam Unsur Hara Dalam Tanah. www,http//Google,co./id//com (Diakses 19 febuari 2011).


               . 2010. Kalium Nitrat. http://id.wikipedia.org/wiki/kalium-nitrat (Diakses 10 Maret 2011)


Atani. 2008. Jurnal Budi Daya Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). http://www.nusaku.com/forum/ (Diakses 10 Maret 2011)


Bernstein and H. E. Hayward.  1958. Physiology Of Salt Tolerance. Ann. Rev. Plant Physiol. http://www.journalinternasional.com (Diakses 10 Maret 2011).


Cahyono B. 2005. Budidaya Tomat dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta.


Iwanudin. 2010. Khasiat dan Manfaat Tomat. http://blog..com// (Diakses 19 febuari 2011).


Mumtazanas. 2007. Tomat Obat Berbagai Penyakit. http://.wordpress.com//05/29// (Diakses 19 febuari 2011).


Ms Wiki.____. Natrium Klorida. http://ms.wikipedia.org/wiki/Natrium_klorida (Diakses 10 Maret 2011)


Ratna. 2007. Journal Tomat dan Pertumbuhan. http://.ui.ac.id/upload/artikel/03//.PDF (Diakses 20 febuari 2011).

Rajasa S. 2002. Kamus Ilmiah Populer. Karya Utama. Surabaya.


Setyosari P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Kencana. Malang.

Sugandi E & Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Andi Offset. Jogyakarta.


Sugiyarto, Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta : UNJ.


Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.


Vidtrie. 2008. Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan. http://.wordpress.com/ (Diakses 20 febuari 2011).


Wikipedia. 2008. Tomat (Sebuah Artikel). http://id.wikipedia.org/wiki/2008/Tomat (Diakses 10 Maret 2011)


Wikipedia. 2011. Larutan (Sebuah Artikel). http://id.wikipedia.org/wiki/Larutan (diakses pada tanggal 30 Mei 2011).



Comments

Popular posts from this blog

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM OSMOSIS DAN DIFUSI

LEMBAR KERJA SISWA        I.             Judul                                        : pengamatan pengangkutan bahan pada tumbuhan melalui   osmosis     II.             Mata Pelajaran                         : biologi   III.             Kelas/Semester                         : xi/ganjil   IV.             Waktu                                      : 40 x 2 menit     V.             Petujuk Belajar                         : ·          Baca literature yang berhubungan dengan transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis) ·          Baca cermat sebelum anda melakukan percobaan ·          Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan   VI.             Kopetensi yang ingin dicapai: Membandingkan mekanisme transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis). VII.             Indikator                                  : Memahami proses osmosis dalam pengangkutan

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN)

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN) INDRA FAUZI 031 008 043 Abstract Teaching methods in the bunk in the form of learning plan for the material presented to be targeted and easily understood by learners to facilitate the delivery of material. Often found on the ground that the master teacher of a subject matter well but can not implement learning activities well. It happened because these activities are not based on specific learning model so that the results obtained by students studying low. There are several models of learning is on offer in the learning of several experts. As ROPERS model and model lesson units in the offer by the experts so as to implement the learning process well. In writing this article is intended for writers to understand about planning model preparation to teach mainly ROPERS model and the model units of learning. In writing this article using theory study where the authors obtain data based on theoretical studies from

EVOLUSI MAKHLUK HIDUP “KENAPA ULAR TIDAK MEMILIKI KAKI”

Indra F Sabban 14/372574/PBI/1279 A. Pendahuluan Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberadaannya sampai saat ini sebagai salah satu makhluk hidup yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungannya sehingga mampu melestarikan keturunannya dalam jumlah yang melimpah. Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Akan tetapi, apabila dijumpai kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) karakter ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Oleh sebab itu, para ilmuwan berusaha meneliti terkait dengan asal usul ular, cara berjalan yang khas, habitat awal, terjadinya evolusi serta bentuk pertahanan dirinya untuk menjaga kelangsungan hidup