A. TOPIK
PRATIKUM :
Pengenalan laboratorium Struktur Perkembangan Hewan (SPH), Mikroskopik,
Peralatan Bedah, dan Mikrotom
B.
TUJUAN :
1.
Mengenal staf, ruang dan tata cara kerja
di laboratorium SPH
2.
Mengenal alat-alat dan cara penggunaan
yang berada di laboratorium SPH
C.
DESKRIPSI LABORATORIUM SPH :
Laboratorium SPH
merupakan salah satu unit pendukung di Fakultas Biologi UGM. Laboratorium SPH
dapat digunakan oleh mahasiswa S1, pascasarjana, peneliti dan dosen, apabila
ada mahasiswa, peneliti dan dosen yang menggunakan wajib mematuhi aturan yang
sudah ditetapkan di laboratorium SPH. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar
semua alat yang ada dalam laboratorium tetap terjaga akurasinya sehingga hasil
penelitiannya baik.
Laboratorium
SPH Fakultas Biologi UGM dikelola oleh dosen dan stafnya adalah :
Kepala laboratorium : Drs. Abdul Rachman, M.Si.
Nama Staff
|
Jabatan
Akademik
|
Drs. Yohanes Sugiyanto, M.S
|
Lektor Kepala
|
Prof. Dr. Nyoman Puniawati S,.
|
Pensiun
|
Dra. Susilo Handari S,. SU.
|
Pensiun
|
Susilo Hadi, S.Si., M.Si.
|
Lektor
|
Bambang Retnoaji, S.Si.,M.Sc.
|
Lektor
|
Ardaning Nuriliani, S.Si.,M.Kes.
|
Asisten Ahli
|
Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si.
|
Asisten Ahli
|
Luthfi Nurhidayat
|
Laboran/teknisi
|
Aswi A Rofidioh
|
Laboran/teknisi
|
Labolatorium SPH ini juga menerima berbagai layanan sebagai berikut:
1. Pelatihan, magang, dan kursus yang berhubungan
dengan:
- Mikrofotografi,
- Teknik mikroskopis dan makroskopis,
- Skeleton mounting,
- Pelatihan untuk laboran/teknisi di bidang mikro
dan makroanatomi
- Pembuatan preparat jaringan/organ hewan,
- Pelatihan skrining bahan alami terhadap
pertumbuhan dan perkembangan hewan,
- Pengembangan pembelajaran embriologi
hewan/developmental biology atau histologi hewan
2. Produk yang berhubungan dengan:
- Preparat mikro dan makroanatomi hewan,
- Preparat taxidermi
- Alat peraga embrio katak dan ayam,
- Preparat embrio katak dan ayam,
- Preparat histologi dan organologi hewan
3. Konsultasi yang berhubungan dengan:
a. Analisis patologis struktur mikroanatomi,
b. Konsultasi mikrofotografi,
c. Rekontruksi skeleton vertebrata
d. Konsultasi dan training teknik pengujian efek produk
alami terhadap reproduksi hewan laboratorium,
e. Efek substansi alami terhadap pertumbuhan dan
perkembangan hewan laboratorium,
f. Analisis jaringan di bawah mikroskop cahaya
D. INSTRUMENTASI
ALAT
1.
Mikrotom
Secara umum
suatu mikrotom memiliki bagian-bagian terpenting sebagai berikut:
a)
Skala pengatur ketebalan sayatan
biasanya terdapat dibagian kanan atas badan mikrotom
b)
Pisau mikrotom, merupakan komponen yang
bias menentukan kualitas sayatan.
c)
Pegangan blok jaringan, menipakan
komponen yang menghubungkan mikrotom dengan blok jaringan yang hendak disayat.
d)
Pengatur jarak berfungsi untuk mengatur
blok jaringan dengan mata pisau
Cara Kerja mikrotom Pemotongan (mounting) adalah
proses pemotongan blok preparat dengan menggunakan mikrotom. Sebelum melakukan
pemotongan serangkaian persiapan yang harus dilakukan adalah :
1)
Persiapan pisau mikrotom Pisau
mikrotom harus diasah sebelum dipakai agar jaringan dapat dipotong dengan baik
dan tidak koyak sehingga didapatkan jaringan yang baik. Pisau mikrotom kemudian
diletakan pada tempatnya di mikrotom dengan sudut tertentu. Rekatkan blok
parafin pada holder dengan menggunakan spatula atau scalpel. Letakkan tempat
duduk blok parafin beserta blok preparat pada tempatnya pada mikrotom.
2)
Persiapan Kaca Objek Kaca objek
yang akan direkatkan preparat harus telah dicoated (disalut) dengan zat perekat
seperti albumin (putih telur), gelatin atau tespa
3)
Persiapan Waterbath atau wadah
berisi air hangat dengan temperatur 37-400C
4)
Persiapan sengkelit atau kuas.
Tehnik
pemotongan parafin yang mengandung preparat adalah sebagai berikut
1.
Rekatkan blok parafin yang
mengandung preparat pada tempat duduknya di mikrotom. Tempat duduk blok parafin
beserta blok parafinnya kemudian diletakkan pada pemegangnya (holder) pada
mikrotom dan dikunci dengan kuat. Letak pisau mikrotom pada tempatnya dan atur
sudut kemiringannya. Biasanya sudut kemiringan berkisar 20-30 derajat.
2.
Atur ketebalan potongan yang
diinginkan, biasanya dipakai ketebalan antara 5-7 mikrometer.
3.
Gerakkan blok preparat ke arah
pisau sedekat mungkin dan potonglah blok preparat secara teratur dan ritmis.
Buang pita-pita parafin yang awal tanpa jaringan hingga kita mendapatkan
potongan yang mengandung preparat jaringan.
4.
Pita parafin yang mengandung
jaringan lalu dipindahkan secara hati-hati menggunakan sengkelit atau kuas
kedalam waterbath yang temperaturnya diatur 37-40C dan biarkan beberapa saat
hingga poita parafin tersebut mengembang.
5.
Setelah pita parafin terkembang
dengan baik, tempelkan pita parafin tersebut pada kaca objek yang telah
dicoated dengan cara memasukkan kaca objek itu kedalam waterbath dan
menggerakkannya ke arah pita parafin. Dengan menggunakan sengkelit atau kuas
pita parafin ditempelkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan
keluar dari waterbath dengan hati-hati agar pita parafin tidak melipat.
6.
Letakkan kaca objek yang berisi
pita parafin di atas hotplate dengan temperatur 40-45C, biarkan selama beberapa
jam. Cara lainnya adalah dengan melewatkan kaca objek di atas api sehingga pita
parafin melekat erat di atas kaca objek. 8. Setelah air kering dan pita parafin
telah melekat dengan kuat, simpan kaca objek berisi potongan parafin dan
jaringan sampai saatnya untuk diwarnai.
2.
Oven Parafin
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun
mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas
laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk
mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu
berkisar antara 105ºC. Penggunaan oven tersebut relatif
mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari beberapa tombol yang
terdapat pada oven tersebut. Tombol Power adalah tombol yang digunakan untuk
menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat tombol untuk
menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi untuk menaik
turunkan kecepatan putaran kipas. Pada bagian depan oven terdapat 2 layar yang
menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan
suhu yang diinginkan. Tombol Set, lalu tekan tombol Up (panah keatas) dan Down
(panah kebawah) digunakan untuk mensetting suhu yang diinginkan. Dapat pula
untuk mensetting waktu.
Dalam penggunaan oven, setelah pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan
dimasukkan kedalam oven dan pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol Power ditekan, kipas dinyalakan dan
kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol Set. Layar SV akan menunjukkan suhu yang
diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu yang hampir sama dengan
layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol Power. Alat dikeluarkan dari dalam oven.
3.
Mikroskop
Mikroskop
adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata kasar. Ada dua jenis
mikroskop
berdasarkan pada kenampakan obyek
yang
diamati, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan cmikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai
kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor,
sedangkan mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo mempunyai perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati
dengan mikroskop ini
dapat
terlihat secara
tiga dimensi.
Komponen
utama mikroskop
stereo hampir sama dengan mikroskop
cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif. Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga obyek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif
menggunakan
sistem zoom dengan
perbesaran
antara
0,7
hingga 3 kali, sehingga perbesaran total obyek maksimal 30 kali. Pada bagian bawah mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah
dekat
lensa obyektif terdapat lampu
yang dihubungkan dengan transformator.
Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop,
sedangkan pengatur perbesaran terletak diatas pengatur fokus, dan untuk penggunaan kedua mikroskop
ini sama.
4.
Alat-Alat Bedah
Alat
bedah adalah alat yang dirancang untuk
digunakan untuk kegiatan pembedahan, seperti membedah hewan, manusia, dan sebagainya. Beberapa
bagian juga diperlukan dalam pembuatan sediaan botani. Sebelum kita melakukan pembedahan kita harus
memiliki pengetahuan mengenai sarana dan prasarana penunjang dalam pembedahan
sehingga kita tidak salah dalam penggunaan alat tersebut, karena setiap alat
memiliki fungsi tertentu. Alat alat bedah
dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu :
1)
Nald vooder/Needle Holder/Nald Heacting
Gunanya adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.
Gunanya adalah untuk memegang jarum jahit (nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.
2)
Gunting
• Gunting Diseksi (disecting scissor)
Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga runcing. Terdapat dua tipe yabg sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum.
• Gunting Benang
Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya adalah memotong benang operasi, merapikan lukan.
• Gunting Pembalut/Perban
Kegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.
• Gunting Diseksi (disecting scissor)
Gunting ini ada dua jenis yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanga runcing. Terdapat dua tipe yabg sering digunakan yaitu tipe Moyo dan tipe Metzenbaum.
• Gunting Benang
Ada dua macam gunting benang yaitu bengkok dan lurus, kegunaannya adalah memotong benang operasi, merapikan lukan.
• Gunting Pembalut/Perban
Kegunaannya adalah untuk menggunting plester dan pembalut.
3)
Pisau Bedah
Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade). Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.
Pisau bedah terdiri dari dua bagian yaitu gagang dan mata pisau (mess/bistouri/blade). Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.
• Klem Arteri Pean, ada dua jenis yang lurus dan bengkok. Kegunaanya adalah untuk hemostatis untuk jaringan tipis dan lunak.
• Klem Kocher, ada
dua jenis bengkok dan lurus. Sifatnya mempunyai gigi pada ujungnya seperti
pinset sirugis. Kegunaannya adalah untuk menjepit jaringan.
• Klem Allis, penggunaan
klem ini adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan menjepit tumor.
• Klem Babcock, penggunaanya
adalah menjepit dock atau kain operasi.
5)
Retraktor (Wound Hook)
Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor Volkman penggunaannya adalah untuk menguakan luka.
Retraktor langenbeck, US Army Double Ended Retraktor dan Retraktor Volkman penggunaannya adalah untuk menguakan luka.
6)
Pinset
• Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
• Pinset Anatomis
Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
• Pinset Splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah overlapping).
• Pinset Sirugis
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.
• Pinset Anatomis
Penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak.
• Pinset Splinter
Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka ( mencegah overlapping).
7)
Sonde (Probe)
Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahui kedalam luka.
Penggunaannya adalah untuk penuntun pisau saat melakukan eksplorasi, dan mengetahui kedalam luka.
8)
Korentang
Penggunaannya adalah untuk mengambil
instrumen steril, mengambil kassa, jas operasi, doek, dan laken steril.
9)
Jarum Jahit
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka
yang dan menjahit organ yang rusak lainnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang
berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris kulit (scharpe nald). Sedangkan
untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat ( rounde nald ).
Sarung Tangan Labolatorium
Sarungtangan tangan
labolatorium merupakan alat labolatorium tambahan yang berfungsi untuk
melindungi tangan dari zat-zat kimia yang berbahaya bagi kulit.
Hot Palate
Hot palate dalam
labolatoium SPH merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan larutan atau
untuk memanaskan paraffin.
Inkubator Ovum
Inkubator ovum
merupakan sebuah alat yang membantu proses penetasan
telur. Cara kerja mesin atau alat ini melelaui proses pengeraman tanpa induk
dengan menggunakan sebuah lampu pijar berdaya 5 watt. Mesin ini
dilengkapi dengan sistem rak berputar yang berfungsi untuk meratakan proses pemanasan
telur agar bisa menetas secara maksimal.
Umumnya mesin ini hanya dapat
digunakan untuk menetaskan telur unggas seperti telur ayam,
bebek, puyuh, mentok. Dilengkapi
dengan alat pengatur suhu yang disebut dengan thermostat
Kuas
Kuas merupakan alat bantu atau alat
pelengkap dalam labolatorium, kuas dalam labolatorium SPH digunakan untuk
mengangkat hasil potongan dengan mikrotom, sebab pisau mikrotom sangatlah tajam
sehingga untuk mengangkat dengan menggunakan kuas.
Gelas Arloji
Gelas arloji adalah
alat yang digunakan untuk tempat zat yang akan ditimbang. Cara penggunaan gelas
arloji sangatlah mudah., hanya dengan meletakkan zat yang akan di timbang ke
dalam gelas arloji. Selain itu gelas arloji dalam labolatorium SPH ini
digunakan sebagai wadah untuk tempat meletakan spesimen agar bisa diamati
dengan mikroskop stereo.
Gelas Objek dan Gelas Penutup
Gelas objek merupakan
alat yang digunakan untuk meletakan spesimen untuk diamati di mikroskop,
sedangkan gelas penutup merupakan suatu alat yang berfungsi untuk penutup
sediaan mikroskopis dan kamar hitung.
Abdul, aryati
p. 2005. Bahan ajar biologi umum.
Gorontalo : ung
Anonima.____. Mikroskop Cahaya. http://www.service-mikroskop.com/tag/mikroskop-cahaya/
(Diakses
11 Desember 2013)
Anonimb.____.
Fasilitas Labolatorium. http://www.biologi.ugm.ac.id/index.php/fasilitas/laboratorium/59(Diakses 10
Desember 2013)
Bachsinar.1992.Bedah Minor.Hipokrates:Jakarta
Jain.R.K. 2012. Surgical Instrument. http://www.jainsonsindia.com/surgical-instruments.html
(Diakses 10 Desember 2013)
Kaunang, t.
2009. Hand out teknik laboratorium.
Surabaya : unima
Pujawati, e.d.
2002. Petunjuk praktikum mikroteknik
tumbuhan. Lampung mangkurat : universitas lambung
Tean, John.
2009. Teknik laboratorium, MIPA.
Bandung : ITB
Comments