Skip to main content

BUDI DAYA TANAMAN TOMAT DENGAN GARAM DAPUR


BUDI DAYA TANAMAN TOMAT DENGAN GARAM DAPUR

oleh

INDRA FAUZI SABBAN

Tomat merupakan tanaman dari famili Solanaceae yang berbunga seperti terompet. Bentuk, warna, rasa, dan tekstur buah tomat sangat beragam. Bentuk buah ada yang bulat, bulat pipih, keriting, atau seperti bola lampu. Warna buah masak bervariasi dari kuning, jingga, sampai merah, tergantung dari jenis pigmen yang dominan. Rasanya juga bervariasi dari asam hingga manis. Buahnya tersusun dalam tandan-tandan. Keseluruhan buahnya berdaging dan banyak mengandung air.

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh  karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat  mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan kalori. Buah tomat juga dapat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan fospor), sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung di dalam buah tomat dapat berfungsi untuk pembentukan sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, tomat mengandung zat potasium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan darah tinggi.

Tomat mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan karotenoid.

Dewasa ini telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap kesehatan. Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai

antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Likopen pada tomat terdapat di bagian dinding sel tomat. Likopen adalah karotenoid dan fitonutrien yang terdapat dalam buah serta sayuran berwarna merah.

Karotenoid adalah pigmen utama yang menentukan warna buah dan sayuran. Oleh sebab itu, tanaman tomat sangat bermanfaat untuk tubuh sehingga tomat harus dibudidayakan dan dikembangkan agar produktivitasnya meningkat. Akan tetapi, masalah dalam pembudidayaan tanaman tomat ini terletak pada kurangnya pasokan pupuk yang mengakibatkan tanaman kekurangan unsur hara, sehingga menurunkan produktivitas dan kulitas buahnya.

Permintaan akan buah tomat tiap tahun terus meningkat. Permintaan itu mengikuti kebutuhan masyarakat yang terus meningkat dan perluasan pasar luar negeri. Salah satu teknik budi daya yang berperan dalam upaya meningkatkan produksi tanaman tomat adalah pemupukan, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil yang baik untuk tanaman tomat. Tanaman ini membutuhkan hara yang lengkap, baik makro maupun mikro, dengan komposisi berimbang yang dipasok dari pupuk. Pemupukan yang dilakukan ini bertujuan agar tanaman yang di pupuk ini mendapatkan unsur hara sehingga pertumbuhannya baik.

Salah satu unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat adalah kalium (K). Kalium merupakan unsur hara makro (dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar). Fungsi kalium pada tanaman, antara lain: sebagai proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim,  mineral termasuk air, dan membantu meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.

Tanaman tomat yang kekurangan K, selain berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, juga akan dapat menurunkan kualitas buah. Tomat yang dibudidayakan di Indonesia umumnya hanya menggunakan 3 jenis pupuk tunggal yaitu pupuk ZA, pupuk SP 36, dan pupuk ZK.

Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA merupakan singkatan dari istilah bahasa Belanda yaitu zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4). Pupuk SP 36 adalah pupuk fosfat buatan yang mengandung unsur hara fosfor berupa mono kalsium fosfat dan pupuk ZK adalah pupuk kalium sulfat, nama ZK merupakan singkatan dari istilah bahasa Belanda yaitu zwavelzuure kali, yang pemberiannya dilakukan secara sendiri-sendiri atau dapat juga dicampur.

Kebutuhan akan unsur hara makro dan mikro seringkali diabaikan sehingga pada jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hara dan efisiensi pemupukan menjadi berkurang serta efektivitas pupuk yang diberikan rendah. Sangat disayangkan, untuk memasok pupuk KCL dan ZK harus dibutuhkan biaya yang sangat mahal, akibatnya produksi tanaman menjadi menurun. Akan tetapi, jika tanaman kekurangan unsur kalium akan mengakibatkan batang dan daun tanaman menjadi lemas/rebah. Selain itu, daun akan berwarna hijau gelap kebiruan, ujung daun menguning, dan timbul bercak cokelat pada pucuk daun sehingga membuat para petani menjadi kebingunan dan produktivitas tanaman menjadi menurun. Akan tetapi, ada cara lain untuk mempertahankan produktivitas tanaman tomat, yaitu dengan menggantikan pupuk KCL dan ZK dengan natrium klorida (NaCl).

Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini merupakan garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

NaCl dapat dikatakan mempunyai bangunan kemas rapat bangun kubus maka ion Cl- dan ion Na+ yang lebih kecil menempati rongga oktahedral. Selain itu, bangun ini juga akan memperlihatkan adanya bentuk kubus pusat muka yang dibangun oleh ion-ion Na+ seperti halnya dibangun ion-ion Cl-. Jadi, NaCl jika terurai akan menghasilkan Na+ dan Cl-.

Unsur natrium (Na) itu mempunyai fungsi yang sama seperti unsur kalium (K) sehingga dapat menggantikan fungsi dari kalium (K) dalam mengaktifkan hormon-hormon pertumbuhan dan berperan dalam transport aktif. Transpor aktif adalah pengangkutan lintas-membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontrasport yang akan mengangkut ion Na+ bersamaan molekul lain seperti asam amino dan gula, sedangkan klor (Cl) dibutuhkan sebagai unsur mikro dalam tanaman untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Klor merupakan suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi cukup penting bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Walaupun demikian, kegunaan fisiologis dari unsur klor ini bagi tanaman belum banyak diketahui orang. Kurangnya penelitian-penelitian tentang unsur klor ini dan kurangnya literatur yang menjelaskan tentang klor ini secara mendetail. Klor adalah salah satu unsur esensial mikro, walaupun diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman (mg-g/tanaman), tetapi unsur ini mutlak diperlukan oleh tanaman karena fungsi dan peranan unsur ini tidak dapat digantikan dengan unsur lain.

Klor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl-, ion ini mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama pada fase terang. Fotosintesis pada fase terang, ion klor berperan penting dalam transfer elektron di dalam klorofil, sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi tinggi dan senyawa inilah yang dipergunakan dalam fase gelap untuk pembentukan karbohidrat.

Maka dari itu, ketersediaan ion klor wajib diperlukan, jika tidak tersedia proses fotosintesis akan terhambat, otomatis pertumbuhan dan perkembangan tanamanpun akan terhambat. Hal ini, dapat terlihat bahwa betapa pentingnya fungsi ion klor dalam proses fotosintesis fase terang. Namun demikian, pemberian NaCl untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak bisa dilakukan dengan seenaknya, sebab NaCl juga berpengaruh pada pertumbuhan tanaman. Pemberian NaCl dengan dosis yang tinggi akan meracuni tanaman. Hal ini, berhubungan dengan “Water deficit” yang disebabkan oleh “Osmotic inhibition” atau oleh ion-ion spesifik yang meracuni secara tidak langsung dan terjadi ketidakseimbangan pada tanaman sehingga akan mengekibatkan penyerapan ion-ion menjadi tidak baik. Akan tetapi, pemberian natrium klorida dengan kosentrasi yang rendah dapat merangsang pertumbuhan tanaman.

Akan tetapi, minimnya pengetahuan dari petani dan kurangnya perhatian pemerintah dalam melakukan sosialisasi mengenai pupuk tanaman, sehingga pemberian NaCl menjadi kurang efisien. Maka dari itu, pemerintah sangat berperan penting dalam mengatasi masalah ini. Dengan demikian, pemerintah bisa membuat lembaga peneliti agar bisa meneliti manfaat NaCl dan dosis yang tepat untuk diberikan kepada tanaman khususnya tanaman tomat.

Jadi, kedepannya para petani sudah tidak dipusingkan dengan kekurangan pasokan pupuk dari luar dengan biyaya yang sangat mahal, sehingga para petani dapaat memanfaatkan NaCl yang disebut garam dapur ini sebagai pupuk. Selain pupuk yang berperan dalam membuat pertumbuhan tanaman tomat ini menjadi baik, media tanam juga sangat berguna. Pemilihan media tanaman harus sesuai dengan karakteristik tomat.

Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu, akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, air tidak boleh tergenang. Derajat keasaman (pH) juga sangat berperan penting dalam pertumbuhan tanaman tomat yang berkisar 5,5--7,0.

Selain itu, pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya lokasinya pada topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul. Tanaman tomat juga dapat tumbuh diberbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian, varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas LV. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain, varietas berlian, varietas mutiara.

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya memberikan sosialisai terhadap masyarakat umumnya dan para petani khususnya agar para petani khususnya dapat mengerti dengan baik cara budi daya tanaman tomat. Sehingga, pasokan akan buah tomat tidak berkuran dan tidak menjadi kendala pada negeri ini. Dengan hal ini, kita dapat pahami bahwa untuk melakukan budi daya suatu tanaman dibutuhkan pengetahuan agar cara yang dipakai bisa efisien dan menghasilkan hasil yang baik. Selain itu, dengan mengerti apa-apa saja yang diperlukan tanaman kita dapat membuat trobosan baru dalam hal budi daya tanaman contohnya menggunakan garam dapur (NaCl) sebagai pupuk.

Maka dari itu, peneliti harus lebih banyak lagi meneliti tetang NaCl sehingga, kedepannya para petani sudah tidak disibukkan dengan harga pupuk yang mahal dan NaCl dapat digunakkan sebagai pupuk untuk tanaman tomat. Selain itu, peneliti harus mengsosialisasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui manfaat dari NaCl. Akan tetapi, peran pemerintah juga sangat berpengaruh dalam menginformasikan kelebihan yang dimiliki NaCl.

Comments

Popular posts from this blog

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM OSMOSIS DAN DIFUSI

LEMBAR KERJA SISWA        I.             Judul                                        : pengamatan pengangkutan bahan pada tumbuhan melalui   osmosis     II.             Mata Pelajaran                         : biologi   III.             Kelas/Semester                         : xi/ganjil   IV.             Waktu                                      : 40 x 2 menit     V.             Petujuk Belajar                         : ·          Baca literature yang berhubungan dengan transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis) ·          Baca cermat sebelum anda melakukan percobaan ·          Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan   VI.             Kopetensi yang ingin dicapai: Membandingkan mekanisme transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis). VII.             Indikator                                  : Memahami proses osmosis dalam pengangkutan

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN)

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN) INDRA FAUZI 031 008 043 Abstract Teaching methods in the bunk in the form of learning plan for the material presented to be targeted and easily understood by learners to facilitate the delivery of material. Often found on the ground that the master teacher of a subject matter well but can not implement learning activities well. It happened because these activities are not based on specific learning model so that the results obtained by students studying low. There are several models of learning is on offer in the learning of several experts. As ROPERS model and model lesson units in the offer by the experts so as to implement the learning process well. In writing this article is intended for writers to understand about planning model preparation to teach mainly ROPERS model and the model units of learning. In writing this article using theory study where the authors obtain data based on theoretical studies from

EVOLUSI MAKHLUK HIDUP “KENAPA ULAR TIDAK MEMILIKI KAKI”

Indra F Sabban 14/372574/PBI/1279 A. Pendahuluan Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberadaannya sampai saat ini sebagai salah satu makhluk hidup yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungannya sehingga mampu melestarikan keturunannya dalam jumlah yang melimpah. Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Akan tetapi, apabila dijumpai kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) karakter ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Oleh sebab itu, para ilmuwan berusaha meneliti terkait dengan asal usul ular, cara berjalan yang khas, habitat awal, terjadinya evolusi serta bentuk pertahanan dirinya untuk menjaga kelangsungan hidup