Skip to main content

PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT

PENGARUH KONSENTRASI NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN TOMAT

oleh
INDRA FAUZI SABBAN
PENDAHULUAN
       Tomat (Solanum lycopersicum commune) adalah salah satu komoditas pertanian yang sangat bermanfaat bagi tubuh  karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan serta kesehatan. Buah tomat  mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan kalori. Buah tomat merupakan komoditas multiguna yang berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja, penambah nafsu makan, bahan pewarna makanan, bahan kosmetik, dan obat-obatan (Wiryanta, 2004:24).
        Tomat digolongkan sebagai sumber vitamin C yang sangat baik karena 100 gram tomat memenuhi 20% atau lebih dari kebutuhan vitamin C sehari. Vitamin C memelihara kesehatan gigi dan gusi, mempercepat penyembuhan luka, mencegah penyakit scurvy, serta menghindarkan terjadinya perdarahan pembuluh darah halus. Selain itu, tomat juga merupakan sumber vitamin A yang baik karena 100 gram tomat dapat menyumbangkan sekitar 10–20% dari kebutuhan vitamin A sehari. Vitamin A sangat diperlukan bagi kesehatan organ penglihatan, sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan, dan reproduksi. Vitamin A dan C pada tomat juga berkhasiat sebagai antioksidan (Iwanudin, 2010:26).
      Sari buah tomat mengandung vitamin dan mineral yang cukup lengkap. Mineral dalam 100 gram jus tomat akan diperoleh kalsium 5 mg, fosfor 2,7 mg, zat besi 0,5 mg, natrium 230 mg, dan kalium 230 mg. Vitamin yang terdapat dalam 100 gram sari buah tomat adalah vitamin A 1.500 SI, vitamin B1 0,06 mg, vitamin B2 0,03 mg, dan vitamin C 40 mg (Cahyono, 2005:16).
     Tomat mengandung likopen yang tinggi. Likopen ini merupakan pigmen yang menyebabkan tomat berwarna merah. Seperti halnya betakaroten, likopen termasuk ke dalam golongan karotenoid. Telah banyak penelitian yang mengungkapkan manfaat likopen terhadap kesehatan (Iwanudin, 2010:15). Likopen diketahui mempunyai kemampuan sebagai antioksidan dan dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit, seperti kanker dan penyakit jantung. Tomat yang dihancurkan atau dimasak merupakan sumber likopen yang lebih baik dibandingkan dengan tomat mentahnya (Cahyono, 2005:16).
      Likopen terdapat pada bagian dinding sel tomat. Oleh karena itu, pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan komponen ini. Sebagai tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive oil) memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik (Iwanudin, 2010:10). Oleh karena itu, banyak para petani yang membudidayakan tanaman ini. Pemupukan menjadi hal penting dalam proses pembudidayaan tanaman tomat. Proses pemupukan yang dilakukan bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik. Akan tetapi, pupuk sulit didapatkan dan membutuhkan biaya yang besar. Hal ini, selalu menjadi kendala petani. Oleh sebab itu, perlu diadakan pengujian pemberian NaCl untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan tanaman tomat.
      Natrium klorida atau sodium klorida (NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat ini pada keadaan konsentrasi tinggi berkedudukan sebagai medium inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan pada benih realsitran dapat terhambat (Sugiyarto dan Kristian, 2003:48).
     Natrium (Na) dikenal sebagai unsur tambahan untuk beberapa jenis tanaman. Menurut Wild dan Jones (1988), (dalam Jumberi, 2006:31) dikatakan bahwa pengaruh Na akan sangat besar bila pasokan K+ bagi tanaman tidak mencukupi.  Lebih lanjut dijelaskan Mills dan Jones (1996), (dalam Jumberi, 2006:17) bahwa unsur ini dapat mengurangi pengaruh yang ditimbulkan oleh kekurangan K+ tapi tidak dapat menggantikan fungsi K+ sepenuhnya. Konteks fotosistesis, Na+ berperan sebagai unsur esensial bagi tanaman yang tergolong C4 dan CAM. Pentingnya Na untuk kedua jenis tanaman ini dalam hal osmoregulation,  pemeliharaan turgor, dan untuk mengontrol aktivitas stomata (Jumberi, 2006:42).
     Na berfungsi untuk mempertahankan kadar air di daun. Selain itu, Na  juga dapat menggantikan unsur kalium (K+) apabila tanaman kekurangan unsur kalium  (Ratna, 2007:27). Oleh sebab itu, makalah yang dituliskan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaCl terhadap pertumbuhan tanaman tomat dan untuk mengetahui konsentrasi NaCl yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman tomat.

Tinggi Tanaman
     Pertumbuhan tanaman sangat bergantung pada kondisi lingkungan dan keberhasilan suatu tanaman ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah ketersediaan unsur hara dalam tanah. NaCl yang diberikan pada tomat sangat berpengaruh pada tinggi tanaman, ini terlihat dari hasil analisis varians untuk tinggi tanaman tomat disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Hasil Analisis Varians Tinggi Tanaman Tomat

   SK          DB          JK        KT        F.hitung    F.tabel    F.tabel      
                                                                                 5%    1%      
Perlakuan     4       235,98    58,99       100,38**    2.76    4.18      
Galat            25     14,69      0,59                     
Total            29     250,67                      
** = Berpengaruh sangat nyata; * = Berpengaruh nyata;                               KV = 4,17 %
Sumber: Primer, 2012

Hasil analisis varians di Tabel 1, terlihat bahwa pemberian NaCl berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman tomat. Menunjukkan F.hitung 100,38 lebih besar daripada F.tabel pada taraf signifikan 5% dan 1%. Hal ini, menunjukkan bahwa konsentrasi NaCl memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman tomat. Dengan demikian, perlu diadakan uji lanjut untuk membandingkan beda rata-rata pengaruh antar perlakuan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), yang terlihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hasil Uji BNJ Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat Selama 35 Hari

Perlakuan    Rata-rata persentase tinggi tanaman tomat      
Kontrol                    19 c      
N1                          17,9 d      
N2                          23,4 e      
N3                         16,8 b      
N4                          15.1 a   
  Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata.                                  BNJ5% = 0,54
  N1: Konsentrasi 50 ppm; N2: Konsentrasi 100 ppm; N3 Konsentrasi 150 ppm; N4 Konsentrasi 200 ppm
Sumber: Primer, 2012

Berdasarkan hasil analisis variasi tinggi tanaman tomat pada tabel 1 menunjukkan bahwa nilai F.hitung lebih besar daripada nilai F.tabel. Hal ini menunjukan bahwa NaCl berpengaruh pertumbuhan tanaman tomat, sedangkan konsentrasi yang paling berpengaruh adalah konsentrasi 100 ppm. Hal ini, sejalan dengan penelitian Bintoro (1981:33) yang menyatakan bahwa pemberian NaCl sebanyak 100 ppm sampai 500 ppm dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan bagian atas tanaman (batang dan daun) menjadi baik.
Hal ini, juga dibenarkan oleh Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981:34) yang menyatakan dalam jumlah sedikit (konsentrasi yang rendah), NaCl dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009:42), menyatakan bahwa pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan, dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah.
Unsur yang dibutuhkan oleh tanaman disebut unsur esensial, menurut Arnon dan Stout (1999) dalam Pesqueira, J et al,. (2006:33) ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial adalah sebagai berikut.
Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal.
Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokimia tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.
Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.
Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhannya, yaitu Natrium. Natrium memiliki fungsi dalam tanaman, yaitu membantu dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim, dan mineral termasuk air serat meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit. Natrium fungsinya dalam tanama sama dengan unsur kalium maka natrium dapat menggantikan fungsi kalium dalam tanaman (Ardi, 2001 dalam Sugiyarto dan Kristian, 2003:53).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Isharmanto (2011:22), yang menyataka bahwa peran nartium dalam tanaman itu menyangkut dengan transport aktif. Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontrasport yang akan mengangkut ion Na+ bersamaan molekul lain seperti asam amino dan gula. Pompa natrium kalium merupakan suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar melalui membran sel dan pada saat bersamaan memompa ion kalium dari luar ke dalam.
Klor (Cl) dibutuhkan sebagai unsur mikro dalam tanaman untuk membantu pertumbuhan tanaman. Lebih lanjut dijelaskan oleh Medicine (2009:62), bahwa klor adalah suatu unsur esensial mikro yang mempunyai fungsi cukup penting bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Walaupun demikian kegunaan fisiologis dari unsur klor sendiri bagi tanaman, belum banyak diketahui orang. Hal ini, disebabkan kurangnya penelitian tentang unsur yang satu ini, disamping kurangnya literatur yang menulis tentang klor ini secara mendetail dan jelas. Perlu diingat bahwa klor merupakan salah satu unsur esensial mikro sehingga  diperlukan hanya dalam jumlah sedikit mutlak diperlukan oleh tanaman (Medicine, 2009:21).

Jumlah Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun biasanya berbentuk tipis melebar dan berwarna hijau. Fungsi daun bagi tumbuhan adalah sebagai berikut.
Pengambil zat-zat makanan, terutama CO2.
Pengelolah zat-zat makanan.
Penguapan air.
Alat pernapasan tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1990:31).
Pertambahan jumlah daun merupakan wujud dari proses fisiologi tanaman, pertambahan sel-sel daun ini membuktikan terjadinya proses pertumbuhan yang terjadi pada tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh akan pertambahan ukuran selnya. Sesuai dengan teori tentang pertumbuhan yang dikemukakan oleh Sudjino (2005:13) bahwa pertumbuhan merupakan proses perubahan biologis pada makhluk hidup yang terjadi berupa pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi, dan sebagainya), yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke ukuran semula).
Pemberian NaCl pada tanaman tomat berpengaruh sangat nyata secara statistik terhadap pertumbuhan daun, ini terlihat dari hasil uji analis varian (anava) yang disajikan pada table 3 berikut ini.

Tabel 3. Analisis Varian Jumlah Daun Tanaman Tomat

SK             DB       JK          KT       F.hitung         F.tabel    F.tabel      
                                                                                   5%    1%      
Perlakuan    4       656,53                    54,83**          2.76    4.18      
Galat           25     74,83       2,99                     
Total            29     731,37                      
    ** = Berpengaruh sangat nyata; * = Berpengaruh nyata; KV = 10,43 %
Sumber: Primer, 2012


Berdasarkan hasil analisis varians laju pematahan dormansi yang disajikan pada Tabel 3 di atas, terlihat bahwa nilai F.hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai F.tabel pada taraf signifikan 1%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian NaCl berpengaruh pada pertumbuhan jumlah daun. Dengan demikian, perlu diadakan uji lanjut untuk membandingkan beda rata-rata pengaruh antar perlakuan dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ), yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Hasil Uji BNJ Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat Selama 35 Hari

Perlakuan    Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat      
Kontrol                               16 c      
N1                                      18 d      
N2                                      25 e      
N3                                      13 b      
N4                                      12 a   
    Ket: angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata.                        BNJ5% = 2,96
    N1: Konsentrasi 50 ppm; N2: Konsentrasi 100 ppm; N3 Konsentrasi 150 ppm; N4 Konsentrasi 200 ppm
Sumber: Primer, 2012


Hasil analisis lanjut dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) menunjukkan konsentrasi NaCl yang baik pada 100 ppm, sedangkan pada konsentrasi 150 ppm dan 200 ppm, tanaman sudah mulai layu dan pertumbuhan daun menjadi terganggu. Ini menunjukan bahwa konsentrasi yang lebih rendah akan meningkatkan pertumbuhan daun.
Hasil ini sejalan dengan pendapat Itai, et al., (1968) dalam Bintoro (1981:22) menyatakan pada konsentrasi NaCl tinggi mengakibatkan terjadinya translokasi sitokinin dari akar ke daun terganggu, sehingga sintesis protein dalam daun pun ikut terganggu. Selanjutnya O’Leary dan Priseo (1970) dalam Bintoro (1981:23) menambahkan bahwa salinitas mempercepat perombakan klorofil. Menurut Setyamidjaja (1986) dalam Amin et al., (2010:16), yang menyatakan bahwa unsur esensial terdiri dari berbagai unsur yang sangat mutlak diperlukan oleh tanaman, jika unsur-unsur esensial tersebut tidak terpenuhi, maka tanaman akan menjadi kerdil dan bahkan mati.
NaCl ini diserap tanaman dalam bentuk ion yaitu Na+ dan Cl- akan digunakan untuk melakukan aktivitas di dalam tubuh tanaman. Peran natrium dalam daun yaitu berfungsi mempertahankan air pada daun, sedangkan klor diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Cl-, ion ini mempunyai fungsi fisiologis yang sangat penting dalam proses fotosintesis tanaman terutama pada fase terang. Apabila ion klor ini tidak tersedia maka proses fotosintesis akan terhambat, otomatis pertumbuhan dan perkembangan tanaman pun akan terhambat (Medicine, 200:19).
Dalam proses fotosintesis fase terang, ion klor berperan penting dalam transfer elektron di dalam klorofil, sehingga terbentuk senyawa ATP berenergi tinggi dan senyawa inilah yang dipergunakan dalam fase gelap untuk pembentukan karbohidrat ( C6H12O6 ). Apabila ATP tidak terbentuk pada fase terang, otomatis pembentukan karbohidrat pada fotosintesis fase gelap akan terhambat, disini dapat terlihat bahwa betapa pentingnya fungsi ion Klor dalam proses fotosintesis fase terang (Medicine, 2009:19). Tahapan reaksi terang merupakan tahap dimana terjadi proses penguraian air, sehingga dihasilkan ion hidrogen dan molekul oksigen. Setelah itu, proses pemindahan elektron oleh rantai sitokrom akan memicu terbentuknya molekul ATP dan NADPH (Lehninger AL, 1982:26).
Hasil analisa pada tanaman menunjukkan bahwa klor banyak terdapat dalam abu tanaman (relatif besar) dan dari hasil penyelidikan ternyata klor banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas. Pada tanaman tembakau dan tanaman yang meghasilkan tepung apabila klor keadaannya lebih besar, maka produksi tembakau dan tepung akan lebih jelek, pada jenis-jenis tanaman ini klor diperlukan dalam jumlah sedikit. Bentuk klor yang beracun pada tanaman akan tergantung pada iklim dan sifat tanah. Hasil penyelidikan bentuk klor yang lebih dari 0,1% bagi tanaman pada umumnya akan menimbulkan keracunan, sedangkan pada padi timbulnya keracunan apabila terbentuk klor sekitar 0,3%. Fungsi fisiologis lain dari unsur klor adalah sebagai aktifitas enzim. Klor yang diserap dalam bentuk larutan kebanyakan terdapat didalam cairan sel, dengan kandungan klor yang bervariasi, dari 1–5% (Medicine, 2009:20).
Akan tetapi, Pemilihan media tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Dari penelitian yang dilakukan dengan menggunakan media pasir, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman yang ditanam dengan menggunakan media pasir dan diberi perlakuan tapkak layu. Meskipun tanaman bertambah tinggi dan jumlah daun bertambah, tetapi tampak tanaman akan layu. Hal ini, membuktikan bahwa penggunaan media pasir sebagai media tanam juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Pemberian NaCl pada tanaman tomat, layu pada konsentrasi 200 ppm. Hal ini, disebabkan pemberian NaCl dengan konsentrasi yang tinggi akan meracuni tanaman. Menurut Strogonov (1964) dalam Bintoro (1981:52) ion-ion dapat meracuni tanaman melalui berbagai cara, yaitu sebagai berikut.
Bertindak sebagai anti metabolit.
Mengikat atau mengendapkan berbagai metabolit.
Bertindak sebagai katalisator dalam dekomposisi.
Merusak membran sel sehingga permeabilitasnya terganggu.
Menduduki tampat-tempat esensial tetapi tidak menggantikan perannya (Bintoro, 1981:53).
Selain itu, media tanam juga dapat membuat tanaman menjadi layu. Jika media tanam yang digunakan adalah pasir yang memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Sehingga seringkali tanaman akan kekurangan unsur hara (Wiharyanto, 2008:24).
Lebih lanjut dijelaskan oleh Atani (2008:31), bahwa tomat harus ditanam ditanah yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara. Sehingga pasir bukan media tanam yang baik untuk tanaman tomat. Selain itu pasir merupakan media tanam yang miskin akan unsur hara dan memiliki sifat yang panas, sehingga mengakibatkan tanaman seringkali menjadi layu. Selain itu, organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, juga memperlihatkan gejala terbakar yang selanjutnya mengakibatkan kematian jaringan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Pertama, pemberian NaCl berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat, meliputi tinggi tanaman maupun jumlah daun. Kedua, konsentrasi NaCl yang sangat berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan tanaman tomat, meliputi tinggi maupun jumlah daun ialah 100 ppm.

DAFTAR PUSTAKA

Amin et al., 2010. “The salicylic acid effect on the tomato (Lycopersicum esculentum Mill.) Sugar, Protein and Proline Content Sunder Salinity Stress (NaCl)”. Dalam Journal of Biophysics and Structural Biology. Vol. 2(3), pp. 35-41. ISSN 2141 - 2200 © 2010 Academic Journals.


Bintoro M.H. 1981. “Pengaruh NaCl Terhadap Pertumbuhan Beberapa Kultivar Tomat”. Dalam Bul. Agr. Vol 14. No 1.


Cahyono B. 2005. Tomat, Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kinisius. Yogyakarta.


Jumberi. 2006. Pemanfaatan hara air laut untuk memenuhi kebutuhan tanaman. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatra Utara.


Lehninger AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hal. 31-40.


Pesqueira, J et al., 2006. “NaCl Effects In Zea mays L. x Tripsacum dactyloides (L.) L. Hybrid Calli and Plants. Dalam Electronic Journal of Biotechnology. ISSN: 0717-3458. Vol.9. No.3. © 2006 by Pontificia Universidad Católica de Valparaíso–Chile.


Sudjino. 2005. Biologi. Sunda Kelapa Pustaka:Jakarta


Sugandi E dan Sugiarto. 1994. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Andi Offset:Yogyakarta.


Sugiyarto dan Kristian. H. 2003. Kimia Anorganik II. UNJ: Yogyakarta.


Tjitrosoepomo G. 1990. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.
Wiryanta,W.T.B, 2004. Bertanam Tomat.  Agromedia Pustaka:Jakarta.

DAFTAR LAMAN

Atani. 2008. Budi Daya Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). http://www.nusaku.com/forum/ (Diakses pada 10 Maret 2011 Pukul 11:00 WIT).


Isharmanto. 2011. Trasport Aktif Dan Transport Pasif. http://ruangilmu.com/index.php?action=artikel&cat=25&id=233&artlang=id (Diakses pada 20 Agustus 2011 Pukul 20:00 WIT).


Iwanudin. 2010. Khasiat dan Manfaat Tomat. http://blog.iwanudin.com/2010/khasiat-dan-manfaat-tomat/ (Diakses pada 19 febuari 2011 Pukul 11:00 WIT).


Ratna. 2007. Journal Tomat dan Pertumbuhan. http://.ui.ac.id/upload/artikel/03//.PDF (Diakses pada 20 febuari 2011 Pukul 19:00 WIT).


Medicine. 2009. Pengaruh Unsur Hara Esensial Terhadap Tanaman. http://jogercap.blogspot.com/2009/05/pengaruh-unsur-esensial-terhadap.html (Diakses pada 16 juli 2011 Pukul 22:00 WIT).


Wiharyanto. 2008. Ragam Madia Tanam.  http://eprints.undip.ac.id/534/1/halaman_56-59__Wiharyanto_.pdf (Diakses pada 16 juli 2011 Pukul 01:00 WIT)

Comments

Popular posts from this blog

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM OSMOSIS DAN DIFUSI

LEMBAR KERJA SISWA        I.             Judul                                        : pengamatan pengangkutan bahan pada tumbuhan melalui   osmosis     II.             Mata Pelajaran                         : biologi   III.             Kelas/Semester                         : xi/ganjil   IV.             Waktu                                      : 40 x 2 menit     V.             Petujuk Belajar                         : ·          Baca literature yang berhubungan dengan transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis) ·          Baca cermat sebelum anda melakukan percobaan ·          Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan   VI.             Kopetensi yang ingin dicapai: Membandingkan mekanisme transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis). VII.             Indikator                                  : Memahami proses osmosis dalam pengangkutan

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN)

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN) INDRA FAUZI 031 008 043 Abstract Teaching methods in the bunk in the form of learning plan for the material presented to be targeted and easily understood by learners to facilitate the delivery of material. Often found on the ground that the master teacher of a subject matter well but can not implement learning activities well. It happened because these activities are not based on specific learning model so that the results obtained by students studying low. There are several models of learning is on offer in the learning of several experts. As ROPERS model and model lesson units in the offer by the experts so as to implement the learning process well. In writing this article is intended for writers to understand about planning model preparation to teach mainly ROPERS model and the model units of learning. In writing this article using theory study where the authors obtain data based on theoretical studies from

EVOLUSI MAKHLUK HIDUP “KENAPA ULAR TIDAK MEMILIKI KAKI”

Indra F Sabban 14/372574/PBI/1279 A. Pendahuluan Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberadaannya sampai saat ini sebagai salah satu makhluk hidup yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungannya sehingga mampu melestarikan keturunannya dalam jumlah yang melimpah. Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Akan tetapi, apabila dijumpai kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) karakter ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Oleh sebab itu, para ilmuwan berusaha meneliti terkait dengan asal usul ular, cara berjalan yang khas, habitat awal, terjadinya evolusi serta bentuk pertahanan dirinya untuk menjaga kelangsungan hidup