Skip to main content

PERKEMBANGAN BIOKIMIA DALAM BIOTEKNOLOGI UNTUK MENCIPTAKAN PRODUK-PRODUK TRANSGENIK



Oleh
Indra F Sabban
14/372574/PBI/1279

Dewasa ini, ilmu biologi berkembang sangat pesat, salah satunya biokimia. Biokimia merupakan disiplin ilmu biologi yang mempelajari tentang mahkluk hidup dalam taraf molekular. Perkembangan biokimia berawal dari tahun 1950 sampai saat ini. Tahun 1950 merupakan awal perkembangan biokimia, karena telah ditemukan senyawa-senyawa biologis seperti karbohidrat, protein, lipid, vitamin, mineral, dan asam nukleat serta penguraian beberapa rangkaian reaksi (pathway) dari reaksi enzimatik.
Pada tahun 1960–1970, beberapa prinsip biokimia telah mempelajari sel sebagai sistem kimia kompleks terutama sel sederhana, seperti bakteri dan yeast. Pada Tahun 1970 sampai sekarang, perkembangan biokimia telah sampai pada sistem organisasi yang lebih kompleks (organisme multiseluler). Selain itu, telah dipelajari juga proses komunikasi kimiawi antar sel sebagai salah satu dasar untuk memahami biologi molekuler yang sering disebut dengan teknologi DNA rekombinasi (rekayasa genetika). Dalam perkembangannya, telah dipelajari juga genetika molekuler, sistem imun, dan struktur tiga demensi protein.
Perkembangan biokimia banyak diterapkan dalam teknologi-teknologi untuk kesejahteraan umat manusia yang dikenal sebagai bioteknologi. Bioteknologi merupakan penerapan ilmu biologi dalam pengembangan teknologi yang menggunakan agensi-agensi biologi untuk menciptakan barang dan jasa, penerapan bioteknologi ini dikhususkan untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu contoh ilmu bioteknologi yang berkembang saat ini adalah rekayasa genetik.
Rekayasa genetik merupakan suatu usaha memanipulasi sifat genetik suatu makhluk hidup untuk menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme berbeda. Hasil penggabungan dua materi genetik yang berasal dari dua organisme yang berbeda disebut DNA rekombinan. Organisme hasil dari rekayasa genetika disebut organisme transgenik.
Dewasa ini, rekayasa genetik telah banyak digunakan untuk kesejahteraan umat manusia. Produk yang dihasilkan diantaranya makanan, obat-obatan, hormon, hibridoma, kloning, dan berbagai produk bioteknologi lainnya. Seperti yang dilakukan ilmuwan Inggris, berhasil menciptakan modifikasi untuk mengatasi tanaman kentang yang gampang diserang jamur tanaman dan menjadi ancaman tomor satu produksi umbi ini di Eropa. Riset terbaru tentang kentang hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Philosophical Transaction of the Royal Society B.
Kentang sangat rentan diserang hama jamur, organisme yang suka menempel pada umbi karena kondisinya yang lembab di musim tanam di Eropa. Sehingga para petani harus benar-benar waspada dan terus-menerus melakukan penyemprotan, kadang sampai 15 kali dalam satu musim tanam di Inggris. Maka dari itu, pada tahun 2010 John Innes Centre dan Sainsbury Laboratory yang bekerjasama untuk melakukan pengujian terhadap bibit kentang anti-hama. Penelitian yang dilakukan ini berjalan dua kali dan mereka menambahkan satu gen pada bibit kentang Desiree yang merupakan kerabat kentang asli Amerika Selatan. Gen yang ditanamkan ke kentang berfungsi untuk memperkuat pertahanan alaminya terhadap penyakit dan hama.
Pada tahun 2012 yang merupakan tahun ketiga percobaan, didapatkan semua jenis kentang yang diuji coba tertular jamur kecuali yang sudah dicangkok dengan gen baru. Sementara setelah panen juga diketahui kentang hasil penelitian ternyata dua kali lebih banyak panennya ketimbang yang tanpa rekayasa. Meski demikian, kentang tangguh ini tak boleh ditanam untuk tujuan produksi komersial sebelum ada izin dari Uni Eropa yang amat ketat membatasi produk pangan hasil rekayasa genetika.
Selain perkembangannya diluar negeri, di Indonesia juga dilakukan penelitian untuk mendapatkan produk-produk transgenik. Seperti yang dilakukan oleh Mohamad Warham Fitriadi, Fajar Basuki, dan Ristiawan Agung Nugroho yang melakukan pengujian untuk melihat “Pengaruh Pemberian Recombinant Growth Hormone (rGH) Melalui Metode Oral Dengan Interval Waktu yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan dan Pertumbuhan Larva Ikan Gurame var Bastard (Osphronemus gouramy Lac, 1801)”.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa pemberian rGH melalui metode oral sangat efektif untuk digunakan pada larva ikan gurame dan pemberian rGH dengan interval waktu tiga hari menghasilkan laju pertumbuhan serta kelulushidupan terbaik pada larva ikan gurame. Penemuan yang dilakukan ini memeliki peran penting untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pembudidayaan ikan gurame, dimana tingkat kematian dalam siklus hidupnya sangat tinggi sehingga dilakukan penelitian untuk meningkatkan produksi ikan gurame untuk kesejahteraan umat manusia.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Eko Prabowo yang membuat tomat transgenik, dimana tanaman tomat tersebut ditingkatkan kulitasnya agar mendapatkan produk yang unggul. Tanaman tomat merupakan komoditi hortikultura yang banyak digemari oleh masyarakat, sehingga permintaan komoditas ini semakin meningkat. Upaya untuk meningkatkan kualitas dapat dilakukan melalui teknik rekayasa genetik. Penelitian yang dilakukan di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam mulai bulan Februari sampai dengan September 2012 berhasil menemukan tomat transgenik yang memiliki kandungan selulosa yang tinggi. Peningkatan kandungan sukrosa buah terjadi pada semua tanaman tomat transgenik dibandingkan dengan tanaman kontrol. Selain itu, terdapat juga peningkatan produksi pada semua klon tanaman tomat transgenik dibandingkan dengan kontrol.
Seiring perkembangan zaman,  banyak produk-produk hasil rekayasa genetik yang telah dipasarkan, seperti tanaman tahan kekeringan, buah yang mengandung vaksin, kultul jaringan, dan pembuatan obat-obat yang dibuat menggunakan teknik rekayasa genetik seperti insulin. Selain itu, perkembangan biokimia dalam bioteknologi ini masih dikembangkan terutama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Kebiasaan manusia untuk hidup yang praktis mendasari perkembangan ilmu ini. Dewasa ini, perkembangan biokimia dalam bioteknologi sangat diminati untuk mendapatkan produk yang unggul, seperti dalam pembuatan tumbuhan transgenik atau pembuatan tanaman yang unggul. Akan tetapi, perkembagan ilmu ini sangat bergantung dari permintaan dan kebutuhan manusia. Sehingga perkembangan ilmu biokimia yang berhubungan dengan bioteknologi tersebut masih dikembangkan seiring dengan berjalanannya waktu.
Bioteknologi bukan lagi sesuatu yang masih jauh, tetapi telah menjadi ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan. Rekayasa DNA merupakan suatu bidang bioteknologi yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanaman secara genetis. Kemampuan tersebut  dapat dikembangkan untuk menstransfer DNA tertentu ke tanaman pertanian. Teknik ini merupakan metode yang memberikan jalan pintas untuk memasukkan gen unggul apa saja ke dalam tanaman yang diinginkan. Dengan demikian, ada alternatif untuk penggunaan rekayasa genetik untuk memecahkan masalah pangan dunia yang ada sekarang ini.  Hasil rekayasa DNA yang telah berhasil dicapai antara lain adalah:
1        Tanaman yang bercahaya, hasil transformasi DNA dari kunang-kunang.
2        Kedelai anti herbisida, bila kedelai disemprot dengan herbisida, maka gulmanya mati tanpa menggannggu tanaman.
3        Jagung, kedelai, kapas pembunuh hama, tanaman sendiri dapat membunuh hama yang coba-coba menyerangnya.
4        Buah tomat anti busuk, dan buah anggur anti kanker
5        Padi dan kedelai anti kekeringan yang ekstrim
6        Padi anti penyakit karat, dan bernilai gizi tinggi
7        Kentang, apel anti oksidasi (buahnya tetap segar walau telah dibelah)
8        Kacang-kacangan anti hama gudang
9        Wortel berprotein tinggi dari hasil transfer DNA manusia
10    Jagung berdaun keriting
11    Modifikasi warna bunga menjadi lebih menarik
12    Ayam bersayap empat
13    Sapi penghasil susu yang mirip ASI sebagai hasil transfer DNA manusia ke hewan.
Padi, Jagung, kedelai, buah-buahan, sayur-sayuran, susu, dan banyak makanan lainnya (GEF: Genetically Engineered Food) kini telah mengandung gen dari virus,   bakteri, serangga, dan binatang yang telah dijual secara bebas pada rak-rak di supermaket.  Makanan tersebut barangkali mengandung zat alergi atau racun yang dapat menimbulkan masalah yang serius terhadap kesehatan. Tetapi, Amerika Serikat dan banyak negara lainnya tidak menganggap penting untuk memberi label terhadap makanan tersebut.
Banyak ilmuwan dan ahli kedokteran percaya bahwa rekayasa genetika akan mempengaruhi kesehatan, ekosistem dan penyediaan makanan secara global.  Namun sayangnya, petani dan masyarakat luas tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang bahaya-bahaya tersebut. Potensi rekayasa genetika hampir-hampir tidak terbatas dan pada saat pemikiran yang luar biasa ini menjadi nyata pada tahun tujuh puluhan, timbul pemikiran serius mengenai kebijakan dan keselamatan dari 'otak-atik terhadap alam' dalam bentuk yang sedemikian mendasaryaitu mengubah susunan genetik organisme.
Gambaran menakutkan dari 'kutu busuk pembunuh' akan segera terbayang. Ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini adalah yang pertama-tama mempertanyakan kemungkinan bahayanya, dan ini diikuti oleh debat publik secara intensif di seluruh dunia. Kenangan akan hal yang demikian emosional ini masih melekat pada kita, tetapi bukanlah tujuan buku ini untuk membahas argumentasi tersebut secara rinci. Bab terakhir secara singkat mengambii beberapa informasi baru yang telah dikumpulkan selama beberapa tahun terakhir ini, yang telah meyakinkan sebagian besar peneliti-dan kelompok masyarakat yang dibentuk untuk menelaah pekerjaan mereka bahwa bahaya yang semula dipandang ada, nyatanya tidak beralasan.


DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Warham Fitriadi, Fajar Basuki, Ristiawan Agung Nugroho. 2014. Pengaruh Pemberian Recombinant Growth Hormone (Rgh) Melalui Metode Oral Dengan Interval Waktu Yang Berbeda Terhadap Kelulushidupan Dan Pertumbuhan Larva Ikan Gurame Var Bastard (Osphronemus Gouramy Lac, 1801). Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 77-85. Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jamt (Diakses pada 12/10/2014)
National Geographic Indonesia. 2014. Tanaman Kentang Tahan Hama dengan Rekayasa Genetika. http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/02/tanaman-kentang-tahan-hama-dengan-rekayasa-genetika (Diakses pada 12/10/2014)
Prabowo e. 2014. Kajian Fisiologi dan Agronomi Tanaman Tomat Transgenik Generasi T1 Hasil Insersi Gen Sosut1. http://hdl.handle.net/123456789/25448 (Diakses pada 12/10/2014)
Tim Pengajar Biokimia. 2014. Pendahuluan Biokimia. Universitas Gadjah Mada [Bahan Kuliah]

Comments

Popular posts from this blog

LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM OSMOSIS DAN DIFUSI

LEMBAR KERJA SISWA        I.             Judul                                        : pengamatan pengangkutan bahan pada tumbuhan melalui   osmosis     II.             Mata Pelajaran                         : biologi   III.             Kelas/Semester                         : xi/ganjil   IV.             Waktu                                      : 40 x 2 menit     V.             Petujuk Belajar                         : ·          Baca literature yang berhubungan dengan transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis) ·          Baca cermat sebelum anda melakukan percobaan ·          Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang telah disajikan   VI.             Kopetensi yang ingin dicapai: Membandingkan mekanisme transport pada membrane ( difusi, osmosis, transport aktif, endositosis, eksositosis). VII.             Indikator                                  : Memahami proses osmosis dalam pengangkutan

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN)

MODEL PERSIAPAN MENGAJAR (MODEL ROPERS DAN MODEL SATUAN PELAJARAN) INDRA FAUZI 031 008 043 Abstract Teaching methods in the bunk in the form of learning plan for the material presented to be targeted and easily understood by learners to facilitate the delivery of material. Often found on the ground that the master teacher of a subject matter well but can not implement learning activities well. It happened because these activities are not based on specific learning model so that the results obtained by students studying low. There are several models of learning is on offer in the learning of several experts. As ROPERS model and model lesson units in the offer by the experts so as to implement the learning process well. In writing this article is intended for writers to understand about planning model preparation to teach mainly ROPERS model and the model units of learning. In writing this article using theory study where the authors obtain data based on theoretical studies from

EVOLUSI MAKHLUK HIDUP “KENAPA ULAR TIDAK MEMILIKI KAKI”

Indra F Sabban 14/372574/PBI/1279 A. Pendahuluan Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Hal ini dibuktikan dengan keberadaannya sampai saat ini sebagai salah satu makhluk hidup yang mampu bertahan dengan kondisi lingkungannya sehingga mampu melestarikan keturunannya dalam jumlah yang melimpah. Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Akan tetapi, apabila dijumpai kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) karakter ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan. Oleh sebab itu, para ilmuwan berusaha meneliti terkait dengan asal usul ular, cara berjalan yang khas, habitat awal, terjadinya evolusi serta bentuk pertahanan dirinya untuk menjaga kelangsungan hidup