8 November 2012 merupakan hari bersejarah untuk keluarga gue. Hari ini, hari yang sangat-sangat penting dalam keluarga gue. Sebab hari ini bokap gue telah sadar dari sifatnya yang lama, bertahun-tahun bokap gue hidup dalam kehidupan yang gelap dan suram seperti petapa dalam goa saja nih, akhirnya bokap gue sadar juga, salah satu prestasi yang sangat-sangat membanggakan. Gue pikir bokap gak akan sadar sampai kiamat ternyata benar ee maksud gue salah.
Peristiwa itu terjadi bermula pada seminggu sebelumnya yang terjadi tragedi yang sangat-sangat menghawatirkan. Itu bermula pada saat gue mau pergi ngajar disebuah rumah yah maklum gue kan profesinya sebagai guru les gitu, pada saat gue mau pergi, bokap saya dengan keadaan setengah sehat (kalau ibu sering menyebutnya sedang ON) melarang gue pergi. Jangan kamu pergi, ujat bokap dengan wajah yang serius, kok serius sih bang kan gak mangkal eeh salah fokus, kampret. Tapi karena tuntutan, gue harus pergi.ciieeee.
Setelah sampai di tempat ngajar, gue pun ngajar. Di sana gue ditelpon sampai berulang-ulang kali oleh bokap yang keadaanya mirip kalau lagi nelpon sama provider telkomsel, tapi gue tidak meresponnya. Sesampai di rumah. Bokap dan ibu lagi berantem kaya di FTV gitu, untungnya gak sempat naik-naik naga terbang terus keluarin tongkatnya tukang bubur naik haji. Gue melihat dan membayangkan kalau ini sedang terjadi pertempuran pendekar mabuk dan dewi langit. Waktu sedang asik bertengkar ibu saya mengeluarkan kata-kata maut enyahlah kamu dari hadapan ku, ku kutuk kau jadi *p*r*e*e*t* ujat ibu saya, singkantnya bokap pun diusir dari rumah. WAH menyedihkan skali yah, tapi buat aku itu lucu baget, kaya di film-film drama korea gitu, dimana laki-laki berjalan keluar dibawah hujan terus kesambar petir.
Selang beberapa hari dari kejadian itu, bokap pun menelpon. Trut ..... halo dengan suara yang agak paruh bokap ngomong ke gue, halo, gue dengan nada yang agak gaul dikit gue balas iyahc haloee,, aDa Ap4? Tanya gue, bokap menjawab tolong kamu bujuk ibu, agar bokap bisah pulang, gue pun menjawabnya iya, bokap menanyakannya lagi, sampai-sampai tak terhitung lagi dengan nada pertanyaan yang sama akhirnya telpon ditutup.
Bokap diusir dari rumah sampai kurang lebih satu mingggu lamanya dan akhirnya terjadilah malam yang sangat sakral ini. Malam dimana soekarno mengirim surat teks proklamasi, kok udah bahas soekarno KENAAAPA???. Malam itu bokap mendeklarasi bahwa akan sadar dengan mengibarkan bendera putih. Pada saat detik-detik prolamasi bokap, kok seperti kaya mau merdeka yah, pada saat itu ada nenek, kakek, dan para saksi, beserta gue dan ibu. Pada saat bokap memasuki lapangan upacara, lo kok jadi upacara gini yah, gue udah nahan ketawa duluan, abisnya gue baru lia sihc ada jin yang pake pakaian soleha “Gue benar-benra DURHAKA nih. Pada saat bokap saya diceramahin oleh kakek, yang kira-kira seperti ini, ehc, kamu ini kalu mau sadar yang betul-betul yah jangan main-main itu kata kakek, bokap dengan tampang dongo + kaya gak tau apa-apa, berkata iya iya, aku udah mau ketawa sampai mati. Akhirnya kakek menyuruh bokap bersumpah. Sumpahnya pun gue udah mau ketawa. Bunyi sumpahnya seperti ini “saya bokap, bersumpah akan meninggalkan hal-hal yang haram dan akan melaksanakan semua yang baik seperti solat dan lain-lain” bunyinya kok seperti sumpah pemuda yahc,,,,
Pada saat jalannya malam yang sangat sakral ini gue mulai mikir, bahwa ini akan jadi kehidupan yang baru, dimana nyokap bokap dan gue beserta adik gue akan menjalani kehidupan yang baru yah moga aja bokap gue sadarnya beneran. Tapi terlepas dari semua itu gue liat nyokap yang paling senang atas sadarnya bokap. Setiap orang pasti melakukan kesalahan dan pada akhirnya akan merubah kesalahan karena manusia itu tidak luput dari kesalahan.
Comments